Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum saat tiba memenuhi panggilan pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di gedung KPK, Jakarta, (6/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Kediri – Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrat Blitar, Heru Sunaryanta, menganggap larangan kader partainya bergabung ke organisasi masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) tak masuk akal. Dia bahkan menuding Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, yang membuat larangan ini, paranoid. “Syarief Hasan terlalu paranoid,” kata Heru kepada Tempo, Rabu, 18 September 2013.
Syarief melarang kader partainya bergabung dengan ormas bentukan bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu. Pembentukan PPI dan pelarangan Demokrat ini memperuncing konflik antara kelompok Anas dan Susilo Bambang Yudhoyono di Demokrat. Seperti diketahui, Anas mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat setelah mendapat desakan kuat dari kelompok SBY yang memintanya berkonsentrasi mengurus masalah hukum yang tengah dia hadapi. Anas sendiri berstatus sebagai tersangka dalam kasus korupsi Hambalang.
Beberapa waktu lalu, Anas pun membentuk PPI yang dicurigai akan digunakan untuk menggerogoti Partai Demokrat. Menanggapi pembentukan PPI ini, Demokrat pun melarang kadernya untuk bergabung. Heru mengatakan, larangan Syarief ini menurut dia justru semakin menyulitkan partai yang tengah membangun citra positif dan demokratis di masyarakat. “Pengurus pusat terlalu paranoid dengan kelompok Anas Urbaningrum hingga memberangus hak kader,” ujarnya.
Heru mengatakan, pelarangan ini telah melanggar Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Demokrat sendiri. Apalagi, ia melanjutkan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah mempersoalkan hal ini. Menurut Heru, saat ini banyak anggota DPC Demokrat Kabupaten Blitar yang bergabung dalam keanggotaan PPI. Mereka juga menyatakan tidak akan keluar atau mundur dari keanggotaan ormas pimpinan Anas Urbaningrum, meski mendapat tekanan dari DPP.