TEMPO.CO, Surabaya -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo masih mendalami ihwal penyebab kerusuhan di Kecamatan Puger, Jember, yang menewaskan satu orang pada Rabu, 11 September 2013 lalu. "Masih dicek akar masalahnya apa," kata Soekarwo pada Tempo, Jumat, 13 September 2013.
Setelah terjadi kerusuhan, Soekarwo mengatakan mendapat laporan dari Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jawa Timur, dan Bupati Jember. Menurut dia, kerusuhan itu bermula dari kegiatan karnaval. Semula, polisi meminta agar karnaval di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, itu tidak dilaksanakan karena rawan rusuh. Namun, imbauan polisi itu tidak dihiraukan panitia.
Meski demikian, Soekarwo belum bisa mengambil kesimpulan bahwa peristiwa ini terkait perbedaan aliran agama. Sebab, Soekarwo sempat mendengar informasi bahwa kerusuhan itu juga dipicu oleh persoalan ekonomi yang dikemas dengan "baju" agama. "Karena informasinya juga ada sengketa macam-macam, ada sengketa di laut segala," ujar Soekarwo.
Sokarwo berpendapat, perbedaan antar-kelompok seperti yang terjadi di Puger bukan semata-mata karena agama dan tidak bisa disamakan dengan peristiwa Sampang. Ia memandang kekakuan sektarian bisa juga diakibatkan adanya faktor kesejahteraan yang belum terpenuhi. "Saya tekankan ke Bupati, akarnya dicari," ujarnya.
Soekarwo akan mengajak semua pihak terkait membicarakan masalah ini, termasuk mereka yang bertikai. Ia juga akan melibatkan perguruan tinggi agar bisa melihat masalah ini secara obyektif dan lebih mengutamakan pendekatan kultural.
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
13 Februari 2024
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.