Menkes Berjanji Tingkatan Akses Kesehatan Rakyat Miskin

Reporter

Editor

Jumat, 12 November 2004 19:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari berjanji untuk meningkatkan akses kesehatan bagi rakyat miskin. "Sehat sangat penting bagi yang mampu maupun tidak," ujarnya pada wartawan seusai menjadi inspektur upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-40, hari ini (12/11).Karena itu, kata Siti, salah satu program 100 hari Departemen Kesehatan adalah meningkatkan akses kesehatan untuk masyarakat yang miskin. Supaya rakyat miskin tidak takut dan familiar akan pelayananan kesehatan, maka pemerintah harus memberikan pelayanan gratis. Seperti yang dicanangkan beberapa waktu lalu, kata dia, akan ada penggratisan biaya di kelas 3 rumah sakit pemerintah. Ia membenarkan dalam pelaksanaannya di daerah selain ditemui kompleksitas permasalahan di rumah sakit, juga terkait dengan otonomi daerah. Karenanya di tahun 2005, selain penggratisan biaya pengobatan di kelas 3, rakyat miskin akan diasuransikan. "Kita bercita-cita mengasuransikan rakyat miskin dalam pelayanan kesehatan," ujarnya. Hal ini, menurut Siti, sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaringan Sosial Nasional. Aplikasi UU SJSN, kata Siti, adalah bagian dari program kerja 100 harinya. Menkes menjelaskan, dalam pengasuransian rakyat miskin pemerintah bekerja sama dengan PT Askes. Askes dipilih karena telah berpengalaman selama 36 tahun, cabangnya di mana-mana dan memiliki infrastruktur yang lengkap. Proses penggratisan, kata dia, dimulai dari pembagian dan verifikasi kartu miskin ke keluarga miskin dengan menggunakan jasa pamong praja dan ibu-ibu PKK di daerah. "Hal ini penting, karena tahun lalu banyak keluarga yang tidak miskin dapat kartu, tapi keluarga miskin malah tidak dapat," ujarnya. Kartu tersebut, kata dia, dapat digunakan di puskesmas atau rumah sakit. Tidak hanya rumah sakit pemerintah, tapi juga rumah sakit swasta. "Tentunya yang ditunjuk oleh Askes, ada sekitar 68 rumah sakit swasta," tutur Siti, tanpa memerinci lebih jauh. Terkait dengan penggratisan biaya pengobatan tersebut, Siti menanggapi Kasus Agian. "Ini adalah kasus spesial," ujarnya. Ia menjelaskan, ada dugaan malapraktek pada penanganan Agian. Persoalan yang dialami Agian, sepanjang pengetahuannya, adalah suami yang putus asa dalam membiayai pengobatan istrinya. "Sehingga ia (suami Agian) ingin membunuh istrinya, dengan cara euthanasia," katanya. Sikap Departemen Kesehatan selain menunggu hasil kajian dugaan malapraktek oleh Konsil Kedokteran Indonesia, juga membantu biaya perawatan Agian. "Dan sudah dibayar. Sudah lunas," tegasnya. Kalaupun dia (suami Agian) masih diberikan tagihan dari rumah sakit, kata Siti, itu semata-mata prosedur perawatan ruang VIP (yang ditempati Agian) yang memberikan tagihan tiap minggunya. "Tapi dia (suami Agian) tidak pernah bayar," ucapnya. RR. Ariyani - Tempo

Berita terkait

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

9 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

12 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

12 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

13 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

16 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya