TEMPO Interaktif, Jakarta: Suciwati, istri almarhum Munir yang tewas karena racun mengajukan sejumlah tuntutan kepada pemerintah. Pertama, pemerintah harus segera menyerahkan hasil otopsi lengkap kepada pihak keluarga Munir. Karena tata krama diplomatik internasional menyatakan tidak boleh menghilangkan hak tersebut. ?Pemerintah Belanda dan Indonesia tidak punya itikad baik menyerahkan hasil otopsi tersebut,? kata Suciwati dengan mata berkaca-kaca. Pernyataan Suci ini disampaikan dalam jumpa pers yang diadakan Kontras di Jakarta, Jumat (12/11) siang. Selain Suci, ikut berbicara pengurus Kontras yaitu Todung Mulya Lubis, Rachland Nashidik dan Usman Hamid. Kontras menyesalkan informasi tentang hasil otopsi Munir yang meninggal dalam pesawat menuju Belanda Oktober lalu, diperoleh dari pemberitaan pers internasional. ?Kami sangat menyesal karena mendapat informasi ini bukan dari Deplu RI,? ujar Rachland. Disinyalir hasil otopsi Munir berhasil diperoleh pers internasional dari Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Barat Deplu Indonesia Arizal Effendi. Dia menangkap kesan terjadi saling menyalahkan antara pemerintah Indonesia dan Belanda. Rachland mengungkapkan dari pembicaraan Suciwati dengan Menko Polkam Widodo AS, pemerintah Indonesia justru menyalahkan pemerintah Belanda. Karena tidak langsung memberikan hasil otopsi pada keluarga Munir tanpa harus melalui Deplu RI. Sebaliknya, Deplu RI juga terkesan sangat aktif melobi pemerintah Belanda untuk mendapatkan hasil otopsi tersebut. Tuntutan dari keluarga Munir yang kedua adalah digelarnya investigasi menyeluruh dan terpercaya dengan melibatkan pihak-pihak masyarakat sipil dan Komnas HAM. Keluarga juga menuntut pemerintah harus memberikan jaminan perlindungan terhadap tim investigasi tersebut serta memiliki akses informasi untuk kepentingan pengusutan. Persoalan ini sudah disampaikan Widodo kepada Presiden Yudhoyono. ?SBY bilang, keadilan dan akuntanbilitas kebenaran harus ditegakan,? ujar Todung.Ekoari?Tempo