Pemerintah agar Serahkan Dokumen Otopsi pada Keluarga Munir
Reporter
Editor
Kamis, 11 November 2004 15:25 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesian Human Right Monitor (Imparsial) mendesak pemerintah Indonesia untuk menyerahkan hasil otopsi jenazah Munir kepada pihak keluarga setelah menerimanya dari pemerintah Belanda. Pernyataan ini disampaikan Direktur Eksekutif Imparsial, Rahlan Nashidik, Kamis (11/11) di kantor Imparsial Jakarta. Imparsial dan juga keluarga Munir mendapat informasi bahwa otopsi jenazah pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) Munir yang dilakukan aparat hukum Belanda, telah selesai dilakukan. Pada 10 November, hasil otopsi usai diterjemahkan dalam bahasa Inggris dari bahasa Belanda. Pada saat yang sama, menurut Rahlan, kementrian luar negeri Belanda telah mengirimkan dokumen otopsi ini kepada kedutaan besar Belanda di Jakarta untuk diserahkan pada pemerintah Indonesia melalui Departemen Luar Negeri. Karena itu, sebelum hasil otopsi dibuka, Imparsial meminta pemerintah Indonesia menghormati keluarga Munir sebagai pihak yang paling berhak, yang pertama kali mengetahui hasil otopsi. Pemerintah diminta menyerahkan dokumen otopsi kepada keluarga Munir begitu menerimanya. “Kami memahami demi sopan santun diplomatik, pemerintah Indonesia adalah pihak yang akan menerima dokumen otopsi. Namun hanya keluarga Munir yang memiliki hak penuh dan tak bisa ditawar untuk pertama kali membaca dan mengetahui hasil otopsi,” jelas Rahlan. Sepakat dengan rahlan, permintaan serua keluar dari Istri almarhum Munir, Suciwati. “Mereka (pemerintah Indonesia) harus menghormati hak saya sebagai orang yang pertama kali berhak mengetahui hasil otopsi suami saya,” ujar Suci. Permintaan ini menurut Suci bukan dilatarbelakangi karena dirinya khawatir kalau pemerintah tidak akan memberi informasi yang benar. “Tetapi semata-mata untuk mendapatkan hak saya dapat mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpa suami saya,” kata Suciwati.Untuk itu, Imparsial dan Suciwati minta pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjamin dan memenuhi hak keluarga tersebut. “Akan sangat tepat jika pemerintah mengundang istri almarhum dalam proses penyerahan dokumen otopsi dari kedutaan besar Belanda,” kata Rahlan. Sebagaimana diketahui, Munir meninggal awal September lalu diatas pesawat Garuda dalam perjalanan menuju Belanda. Dari Jakarta, pesawat yang ditumpanginya transit di Singapura sebelum meluncur ke Belanda. Tetapi, sekitar dua jam sebelum mendarat Munir ditemukan meninggal setelah mengalami rasa sakit. Sunariah
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
15 hari lalu
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.