Kompolnas: Labora Sitorus Tak Perlu Takut!  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 1 September 2013 15:52 WIB

Iptu Labora Sitorus anggota polisi Papua. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional meminta Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus Labora tidak takut mengungkap para petinggi kepolisian yang menikmati aliran dana dari perusahaannya. Anggota Komisi, Hamidah Abdurrahman, menyarankan Labora menyerahkan semua bukti aliran dana ke petinggi polisi kepada aparat penegak hukum.

Bukti aliran dana itu sangat penting mengungkap ke mana saja uang Labora mengalir. "Ini masalah serius, perlu dibuktikan," katanya kepada Tempo, Ahad, 1 September 2013. Ketika kasus ini mencuat, kata Hamidah, Komisi sempat bertanya ihwal aliran dana ke petinggi Polri. Namun, kala itu kuasa hukum Labora membantah soal masalah ini.

Sebelumnya, dalam dokumen perusahaan Labora Sitorus yang diperoleh Tempo, ada sejumlah setoran dari Labora kepada petinggi kepolisian. Misalnya, seorang polisi selalu menerima Rp 60 juta per bulan. Polisi yang bertugas di Markas Besar Polri ini rutin menerima antara tanggal 20-25 setiap bulan.

Catatan ini juga mengungkapkan adanya pengiriman uang hingga 47 kali kepada sebuah institusi kepolisian di Raja Ampat. Selain itu, catatan Labora juga mengungkapkan aliran dana kepada pejabat Polda Papua. Jumlah total duit yang diserahkan ke petinggi kepolisian pada 2012 mencapai Rp 7 miliar per bulan.

Hamidah mengatakan Labora mesti menyertakan bukti siapa yang menerima dan menggunakan dana ini. Menurut dia, jika memang ada bukti, penerima dana ini bisa terkena pidana pencucian uang. Pasal 3 dan pasal 5 Undang-Undang Pencucian Uang menyebutkan, mereka yang ikut serta menerima dan mengelola dana tindak pidana pencucian uang juga bisa dikenai tindakan pidana.

Hamidah menuturkan, ia belum bersepakat jika Labora dikatakan sebagai justice collaborator. Menurut dia, belum ada laporan ancaman yang diterima Labora terkait dengan kicauan Labora dalam kasus ini.

Kamis, 30 Agustus 2013, Labora melaporkan bukti aliran dana untuk petinggi polisi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Laporan itu diserahkan Labora melalui juru bicaranya, Wolter Sitanggang. Uang dalam jumlah besar itu, katanya, dikeluarkan atas perintah atasannya.


Pertengahan Mei lalu, Kepolisian menetapkan Labora sebagai tersangka tiga kasus, yakni dugaan penimbunan bahan bakar minyak ilegal, dugaan pembalakan liar, dan pidana pencucian uang. Dia dituding memiliki rekening dengan total nilai transaksi Rp 1,5 triliun. Pada Mei lalu, Labora ditahan Polda Papua. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Priharsa Nugraha memastikan lembaganya bakal menindaklanjuti laporan Labora itu.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

22 September 2022

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

Robert Priantono Bonosusatya bukan nama baru di kalangan petinggi Polri. Namanya disebut dalam kasus rekening gendut Budi Gunawan dan proyek Korlantas

Baca Selengkapnya

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

6 Juli 2021

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

Kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov tak lama setelah terbit laporan utama soal rekening gendut perwira Polisi. Terjadi aksi borong majalah.

Baca Selengkapnya

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

26 Juni 2018

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.

Baca Selengkapnya