TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengurangi tingkat pengangguran daerah dengan mengirim 1.520 orang Tenaga Kerja Sarjana ke pedesaan yang tersebar di 33 provinsi. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, mereka ditugaskan untuk mendampingi kelompok usaha binaan di desa.
"Tahun 2014 Kemnakertrans menargetkan untuk menugaskan sebanyak 1.600 orang," kata Muhaimin melalui siaran pers yang diterima, Ahad, 1 September 2013. Jumlah sarjana yang ditempatkan di setiap provinsi bervariasi antara 20 sampai 60 orang. Setiap sarjana harus membina satu-dua kelompok yang beranggotakan 10 orang.
Sasaran pendampingan, kata Muhaimin, diprioritaskan bagi kelompok yang berusia muda. Muhaimin berharap langkah ini menciptakan kesempatan kerja baru sehingga dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan di perkotaan dan pedesaan.
Muhaimin mengatakan pengiriman sarjana pendamping ke daerah pedesaan dilakukan mengingat banyaknya pengangguran di daerah. Langkah ini juga mencegah adanya urbanisasi di kota-kota besar.
"Diharapkan mampu membentuk usaha mandiri, baik perseorangan maupun berkelompok," ujar Muhaimin. Pemerintah mentargetkan satu juta kesempatan kerja dari program ini.
SUNDARI
Berita terkait
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen
43 hari lalu
ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.
Baca Selengkapnya2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital
28 Februari 2024
Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaRupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?
26 Februari 2024
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaPhiladelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?
24 Februari 2024
Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?
Baca SelengkapnyaGenerasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras
15 Februari 2024
Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.
Baca SelengkapnyaPengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja
7 Februari 2024
Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.
Baca SelengkapnyaSomalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International
1 Februari 2024
Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.
Baca SelengkapnyaAnies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY
29 Januari 2024
Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus
24 Januari 2024
Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran
20 Januari 2024
Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.
Baca Selengkapnya