Ketua DPR: Koalisi Kebangsaan Tidak Diperlukan Lagi

Reporter

Editor

Rabu, 10 November 2004 19:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua DPR Agung Laksono menjelaskan Koalisi Kebangsaan tidak lagi diperlukan. Pasalnya, keberadaan koalisi bermula dari penggalangan dukungan dalam pemilihan presiden. Saat ini, ujarnya, fungsi koordinasi antar partai telah digantikan oleh fraksi dan komisi DPR. ?Menurut saya, lebih baik tidak ada lagi koalisi-koalisian,? katanya kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Rabu (10/11).Koalisi Kebangsaan memang dibentuk oleh pimpinan PDI Perjuangan, Partai Golkar, PPP, Partai Damai Sejahtera dan Partai Bintang Reformasi sebelum pemilihan presiden putaran kedua. Aliansi partai-partai ini ketika itu mendukung pasangan Megawati dan Hasyim Muzadi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. Setelah pasangan ini kalah, mereka meneruskannya di fora legislatif. . Kepada pers, Agung menanggapi kericuhan yang terjadi dalam Rapat Paripurna DPR kemarin. Menurutnya, kericuhan itu dipicu sebagian anggota DPR yang belum memahami tata tertib DPR. Seharusnya setiap surat yang masuk di DPR harus dibacakan dalam rapat paripurna agar semua anggota mengetahuinya. Termasuk surat usulan interpelasi yang dihimpun beberapa anggota DPR. ?Tapi setelah diberi penjelasan, tidak ada masalah lagi,? katanya. Agung menyambut baik pencabutan instruksi presiden yang memerintahkan anggota Kabinet Indonesia Bersatu tidak menghadiri undangan DPR. Dengan pencabutan tersebut maka hubungan kerja pemerintah dan DPR akan kembali normal. ?Sebetulnya dari kemarin juga tidak ada persoalan. Hari ini kami akan langsung menggelar rapat komisi,? kata Agung kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Rabu (10/11). Kemarin malam, Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra mengumumkan pencabutan Instruksi Presiden Yudhoyono tersebut. Pencabutan itu terkait dengan perkembangan positif di DPR menyangkut pemilihan pimpinan komisi. Presiden, kata Yusril, berharap perkembangan positif tersebut menunjukkan arah menuju penyelesaian masalah internal DPR.Soal kelanjutan pembahasan pergantian Panglima TNI di Komisi I, Agung mengatakan pimpinan DPR akan meminta laporan dari komisi pada 23 November mendatang. DPR saat ini bersikap menunggu surat usulan baru Panglima TNI dari Presiden Yudhoyono. Sapto Pradityo?Tempo

Berita terkait

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

42 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

15 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

7 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya