TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Bernard Kent Sondakh menyatakan setuju dengan rencana Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono untuk menertibkan kegiatan bisnis di lingkungan TNI. Ia juga mempersilahkan jika perusahaan-perusahaan yang dikelola TNI AL akan digabungkan dalam sebuah BUMN.?Dari dulu pun kita sudah tertibkan. Kalau di TNI AL sudah dari dulu,? kata Sondakh menjawab pers Selasa (9/11) sore. Seperti diberitakan, Juwono Sudarsono mengatakan Departemen Pertahanan dan Mabes TNI telah membentuk kelompok kerja (Pokja) untuk menyusun kerjasama dua instansi ini ke depan. Pokja ini nantinya juga akan melakukan penertiban unit-unit usaha seperti koperasi dan yayasan yang ada di setiap angkatan.Menurut Sondakh, perusahaan-perusahaan yang dikelola TNI AL kini tinggal 6 buah saja. ?Enam perusahaan ini akan segera kita jual ke swasta,? katanya. Sebelumnya, katanya, TNI AL mengelola 26 buah perusahaan. ?Dan itu sudah kita tertibkan, dalam 2 tahun saya menutup 20 perusahaan. Sekarang tinggal 6 perusahaan dan mau kita jual ke swasta,? lanjutnya. Ditanya kenapa harus dijual, apakah perusahaan-perusahaan itu merugi, ?Kalau merugikan sih tidak. Untung juga sih sedikit-sedikit untuk beri rokok para prajurit, masih bisa lah,? katanya.Namun, kata Sondakh, jika memang UU mengharuskan usaha-usaha di lingkungan TNI harus ditutup, ia akan segera menutupnya. Ditanya berapa sebenarnya keuntungan perusahaan-perusahaan yang dikelola TNI AL itu, ?Untungnya cukup. Paling-paling seratus juta lah,? katanya.Sondakh juga setuju jika Menhan Juwono Sudarsono berniat menggabungkan bisnis di lingkungan TNI dalam sebuah BUMN-Militer. ?Silahkan saja, mau diambil silahkan, saya tidak ambil pusing kok. Jadi tentara itu tidak pernah jadi pedagang, dari dulu tentara juga bukan bisnis. Jadi sekarang kalau mau diambil, silahkan,? katanya.Dimas Adityo?Tempo