Pulau Jawa Impor Air Bersih 10 Tahun Lagi?

Reporter

Rabu, 28 Agustus 2013 05:30 WIB

Seorang warga mengambil sisa air yang masih mengalir di Telaga Tritis, Ngestirejo, Tanjungsari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu (1/9). ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Madiun– Direktur Bina Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Haryadi Himawan mengatakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Jawa rusak. Antara lain DAS Citarum, DAS Bengawan Solo, dan DAS Brantas. Kondisi ini bakal berdampak pada merosotnya ketersedian air yang dibutuhkan masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di tepian sungai.

"Kalau DAS tidak ditangani secara bagus, maka akan terjadi defisit air di Jawa dalam waktu sepuluh tahun ke depan," kata dia di sela Seminar Penyelamatan Hutan Jawa yang diselenggarakan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogjakarta di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhutani Madiun, Selasa 27 Agustus 2013.

Sayangnya, menurut Haryadi, para kepala daerah kurang peduli mengurus persoalan itu. Alasannya, problematika itu tidak menjadi isu menarik untuk menggaet warga untuk memenangkan calon pimpinan daerah di dalam pemilihan umum. "Di era politik pendekatannya dapil bukan DAS. Selama ini tidak ada perubahan mendasar dan sebantar lagi kita akan impor air," kata dia.

Untuk menanggulangi impor air, dia mendesak kepala daerah yang dilalui DAS agar bupati terlibat langsung mengatasinya. Upaya itu bertujuan memetakan titik-titik lahan kritis yang perlu direhabilitasi dengan cara penanaman pohon produktif. Dengan begitu, perekonomian masyarakat di daerah prioritas penanganan DAS bisa ikut ditingkatkan. "Bupatinya harus diajak duduk bareng. Pemangku kepentingan harus diajak biacara dari awal," ujarnya.

Kepala daerah yang perlu diajak koordinasi oleh Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan, misalnya, bupati Wonogiri, Jawa Tengah. Sebab, terang dia, daerah tersebut merupakan hulu dari DAS Bengawan Solo. "Rehabilitasi perlu seiring sejalan dengan pemberdayaan masyarakat. Penyelamatan DAS tidak hanya persoalan teknis tapi persoalan manusia," kata Haryadi.

Dosen Fakultas Kehutanan UGM Yogjakarta Lis Rahayu menambahkan, kerusakan DAS itu akibat penebangan kayu di hutan secara berlebihan. "Seharusnya ada tebang juga ada tanam. Dan penanaman di hutan produksi ada rotasi," ujar dia.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim

Berita populer:

Roy Suryo: Foto Instagram Ani SBY Asli

Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta

Lurah Susan Akan Didemo Warga Lenteng Agung Besok

Raja Pakubuwono XIII Disandera?

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

10 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

12 hari lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

22 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

18 Maret 2024

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Baca Selengkapnya

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

14 Maret 2024

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.

Baca Selengkapnya

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

28 Februari 2024

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

16 November 2023

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

Untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih, BPBD Tangsel terus mendistribusikan air bersih.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air

Kebakaran hutan Gunung Merbabu, Jawa Tengah yang telah merambah wilayah Kabupaten Boyolali menyebabkan pipa saluran air bersih

Baca Selengkapnya

Antisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup

16 Oktober 2023

Antisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup

Kepala BMKG mengatakan perubahan gaya hidup menjadi kunci mengantisipasi krisis air dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum

13 Oktober 2023

BMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum

Salah satu penyebab utama krisis air bersih adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara.

Baca Selengkapnya