Petugas perpustakaan menunjukan buku pelajaran baru kurikulum 2013 di SMA 68 Jakarta (15/07). Di hari pertama tahun ajaran 2013/2014, Kemendikbud menerapkan kurikulum baru 2013. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch menilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak konsisten mengenai biaya buku peminatan siswa sekolah menengah atas dalam Kurikulum 2013. Sebelumnya, pemerintah berjanji tak membebani siswa biaya apa pun.
"Dari awal pemerintah tak konsisten. Dari awal penganggarannya sudah terburu-buru," ujar peneliti ICW Siti Juliantari, Selasa, 27 Agustus 2013.
Siti mengatakan komitmen pemerintah soal uang buku ini berubah-ubah. "Tadinya tidak membebani masyarakat, kini malah masyarakat harus membayar," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim memperkirakan harga buku peminatan Kurikulum 2013 yang akan dibebankan kepada siswa SMA, sekitar Rp 15 ribu per buku. Namun harga masih bisa berubah karena sampai saat ini buku-buku itu masih dalam proses penyelesaian. "Oktober nanti masuk tahap penilaian kementerian," ujar Musliar.
Kementerian pendidikan, kata Musliar, akan melihat berapa jumlah halaman dan warna yang digunakan dalam buku tersebut. Hal itu akan menjadi penentu harga buku.
Kementerian Pendidikan, menurut Musliar, tidak akan mematok harga tinggi untuk buku-buku tersebut. "Paling Rp 60 ribu untuk empat buku," kata dia.