Jelang Putusan Euthanasia Ny Agian Isna Nauli

Reporter

Editor

Kamis, 4 November 2004 16:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menjelang pengumuman putusan permohonan penetapan euthanasia oleh Hasan Kesuma atas nama istrinya, Agian Isna Nauli oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat besok, Ketua Pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kesehatan Iskandar Sitorus sebagai kuasa hukum Hasan mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan. "Apabila PN Jakarta Pusat mengabulkan permohonan kami, maka kami akan melanjutkan dengan meminta pihak yang akan melakukan eksekusi. Sedangkan kalau PN Jakarta Pusat menolak gugatan kami, maka kami akan mengajukan upaya hukum berupa penetapan ke Mahkamah Agung", jelasnya ketika ditemui dalam acara diskusi di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis (4/11).Iskandar mengatakan kekecewaannya kepada Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari yang pernah menjanjikan akan menanggung biaya Ny. Agian selama berada di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta beberapa waktu lalu di hadapan media massa. Tapi kenyataannya menurut Iskandar, sampai saat ini hal tersebut belum terealisasi. "Lima menit setelah Ibu menteri menyatakan hal itu, datang bill pengobatan untuk Hasan. Ini namanya kebohongan publik yang dilakukan oleh pejabat negara. Apabila terlaksana Senin depan (9/11), kami akan melaporkan Ibu menteri ke polisi karena melakukan kebohongan publik," ungkap Iskandar.Menanggapi pernyataan Iskandar, dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, Pandu mengatakan permasalahan yang ada di departemennya adalah dana untuk memberikan pelayanan kesehatan. Mengenai janji Siti Fadillah, pihaknya tidak berkomentar. "Yang diatur dalam undang-undang kita hanya mengenai dana pendidikan, sedangkan sektor kesehatan yang juga faktor penting dalam kehidupan belum terlalu diperhatikan," ungkapnya. Kondisi Ny. Agian sendiri menurut pengamatan Tempo hingga Rabu (3/11) masih belum pulih. Bahkan kini makin memburuk dengan adanya luka parah dibagian punggung dengan diameter 15 cm dan kedalam 7 cm. Berat badan Ny. Agian selama dua minggu ini juga melorot 7 hingga 8 kilogram. Menurut Ketua Divisi Malpraktek dari LBH Kesehatan Christ Benjamin, jika hal ini dibiarkan terus, malahan akan terjadi euthanasia pasif. Mengutip pembicaraannya dengan dokter vaskuler yang menangani Agian, Christ menyebut bahwa penderita yang lumpuh, seharusnya posisi badan digerakkan tiap setengah jam sekali. Tapi untuk kasus Ny. Again, itu tidak mungkin dilakukan. Bisa dua atau tiap tiga jam sekali digerakkan saja sudah bagus," ujarnya. Christ sendiri mendatangi Ny. Again sebagai wakil dari Forum Dokter Pembanding.Christ mengungkapkan, semakin kurus dan semakin banyaknya luka yang dialami Ny. Again, membuat semakin besar kemungkinan ketidakberdayaan. "Dan secara tidak langsung telah dilakukan euthanasia pasif," tegasnya. Ini berarti ujung-ujungnya sama saja," kata Christ. Soal kondisi penyakit primer Ny. Agian yang menyangkut masalah otak, Christ mengaku sampai saat ini belum diketahui pasti, karena belum ada laporan lagi, katanya."Memang kita tidak bisa langsung mengatakan ini kesalahan dari pihak rumah sakit. Tapi tugas kami di sini memberitahu Komisi Perawatan ataupun Departemen Kesehatan, kata Christ. Lebih lanjut Christ menyebut bahwa kasus Agian adalah prototip untuk melihat kasus-kasus yang sebenarnya sering terjadi di masyarakat. "Bahwa pemerintah sering menutup mata atas kejadian seperti ini. Bisa jadi karena Menteri Kesehatan tidak langsung menunjuk orang untuk menangani kasus semodel ini secara intensif," tegasnya. Hasan Kusuma, suami Agian, menyayangkan pihak RSCM yang tidak memberitahu dirinya tentang adanya luka pada Again ketika ukurannya masih kecil. "Kenapa saya baru diberitahu setelah ada luka sebesar itu?" ujarnya sedih. Akibat luka itu, Hasan mengaku tidak berani menggerakan atau memindah posisi berbaring istrinya. "Kan ada standar perawatan mereka (RSCM). Nanti kalau saya pindahkan sendiri, kalau ada apa-apa, saya disalahkan," tuturnya. Semenjak Agian dibesuk Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari beberapa waktu lalu, Hasan mengatakan tidak ada perubahan sikap dari RSCM, terutama tentang pembayaran-pembayaran obat. Hasan sempat mempertanyakan gratisnya pengobatan pada perawat bernama suster Eni, tapi kemudian dijawab dengan pertanyaan, "Tidak ada itu, lha wong menteri hanya datang berkunjung kok", Hasan Cuma melongo.R.R. Ariyani dan Evy Flamboyan

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Perdebatan Penerapan Euthanasia dalam Dunia Kesehatan

18 Februari 2024

Perdebatan Penerapan Euthanasia dalam Dunia Kesehatan

Terdapat beragam pendapat soal penerapan suntik mati atau metode euthanasia dalam dunia kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya