Polisi menggunakan anjing pelacak saat olah TKP penembakan hingga tewas dua anggota polisi di kawasan Pondok Aren, Tangerang, (17/8). Aipda Kus Hendratma ditembak saat mengendarai motor, sementara Bripda Ahmad Maulana ditembak setelah mobilnya terbalik saat mengejar pelaku. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI menduga kelompok yang melakukan penembakan kepada anggota polisi beberapa waktu ini memiliki modus yang sama. Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Agus Rianto mengatakan ada kecenderungan teknik pelaku sebelum menembak sama.
"Mereka menguntit, kemudian saat ada kesempatan korban akan dipepet," kata Agus di kantor Humas Mabes pada Sabtu, 17 Agustus 2013. Lokasi yang dipilih pun cenderung di perbatasan. Pelaku pun mengincar titik vital korban.
Meskipun dari empat kejadian pola yang digunakan sama, Agus belum berani menyebut bahwa pelaku adalah satu jaringan. Menurut dia, penyelidik gabungan baru menyimpulkan bahwa kasus ini adalah perbuatan teror. Tujuannya adalah untuk menimbulkan rasa tidak aman di masyarakat. Agus mengatakan Kepolisian akan meningkatkan pengamanan, khususnya di daerah perbatasan untuk menyelidiki kasus ini.
Kasus penembakan terhadap anggota polisi pertama muncul pada Sabtu, 27 Juli lalu. Korban bernama Ajun Inspektur Dua Patah Saktiyono, seorang anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Sektor Gambir, Jakarta Pusat. Beruntung korban hanya luka.
Kejadian serupa terulang pada Rabu, 7 Agustus yang menimpa anggota Pembinaan Masyarakat Kepolisian Sektor Metro Cilandak, Ajun Inspektur Satu Dwiyatno. Korban ditembak dari jarak dekat hingga tewas.
Terakhir, dua orang anggota polisi dari Kepolisian Sektor Pondok Aren Aipda Kus Hendratma dan Brigadir Perwira Dua Ahmad Maulana tewas ditembak Jumat, 16 Agustus 2013 di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Pelaku diduga dua orang.