TEMPO.CO, Bima - Aksi unjuk rasa berujung anarkistis yang dilakukan karyawan Bandara Salahudin Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 1 Agustus 2013, mengakibatkan aktivitas penerbangan dari dan ke bandara tersebut lumpuh selama lebih dari tiga jam.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, pada saat aksi karyawan tersebut berlangsung, pesawat yang harus mendarat di antaranya Wings Air, Merpati, dan Trigana. Untuk sementara pendaratan pesawat-pesawat tersebut dialihkan ke Bandara Sumbawa. Sedangkan penerbangan pesawat yang harus ditunda adalah Merpati.
Ratusan penumpang yang sudah telanjur berada di Bandara Salahudin merasa kecewa. Umpatan terdengar bersahutan ketika petugas bandara mengumumkan terjadinya penundaan penerbangan, juga penundaan kedatangan pesawat dari bandara lain.
Aktivitas penerbangan bisa kembali normal sekitar pukul 13.30 Wita, setelah berlangsung negosiasi antara karyawan dan pimpinan Bandara Salahudin. "Mereka menuntut THR dan akan kami bayarkan," kata Kepala Bandara Salahudin Bima Azis Sakka, Kamis, 1 Agustus 2013.
Aksi ratusan karyawan Bandara Salahudin dimulai pukul 11.00 Wita. Mereka melakukan perusakan antara lain pada kaca pintu dan jendela kantor. Para karyawan ini kecewa lantaran hanya dijanjikan tunjangan hari raya (THR) Rp 900 ribu per orang. Padahal seharusnya Rp 1,5 juta.
Seorang karyawan Bandara Salahudin, Anas, mengatakan bahwa tidak pernah terjadi masalah pada pembayaran THR tahun sebelumnya. Namun, tiba-tiba, kebijakan yang berkaitan dengan THR berubah setelah pimpinan bandara berganti.