Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (tengah) usai melaksanakan sholat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/10). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua elemen bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan masyarakat yang multikultural. "Dalam masyarakat yang majemuk itu, keadilan dan sikap toleran menjadi sangat penting," kata dia, dalam peringatan Nuzulul Quran 1434 H, di Istana Negara, Jakarta, Jumat malam, 26 Juli 2013.
Karena itu, SBY mengingatkan pentingnya toleransi kepada sesama di Indonesia. Kalau tidak ada toleransi, kata SBY, Indonesia bisa hancur berkeping-keping. "Marilah kita pedomani Al-Quran untuk menjaga kehidupan yang harmonis," kata SBY.
"Marilah kita berkaca dari pengalaman kita sendiri dan juga pengalaman negara-negara lain, bahwa egoisme yang berlebihan apalagi dalam bentuk radikalisme, hanya akan merugikan kehidupan dan masa depan bangsa kita," ujar SBY.
Menurut dia, Indonesia menjunjung tinggi rasa keadilan. Pemerintah, ia menambahkan, berharap dengan pemberlakuan UU Bantuan Hukum, hak konstitusional setiap warga untuk mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum akan bisa terpenuhi.
"Keadilan tidak lagi hanya untuk mereka yang memiliki uang dan kekuasaan," ucap SBY. Menurut dia, rakyat tidak mampu juga harus bisa menikmati keadilan. "Sudah saatnya kita memberikan perhatian penuh dan rasa keadilan bagi masyarakat yang tidak mampu dan awam hukum."