Pengangguran dan Pekerja Informal Bertambah

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 15 Juli 2013 05:55 WIB

Ilustrasi pengangguran. Agbeat.com

TEMPO.CO , Jakarta:Perkumpulan Prakarsa, merilis data mengenai 'Kegagalan Transformasi Ketenagakerjaan, Perlidungan Sosial Pemerintah' Ahad 14 Juli 2013.
Institusi bidang riset, produksi pengetahuan, pengembangan kapasitas dan advokasi kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan kesejahteraan ini menilai pemerintah melakukan kesalahan momentum dalam menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tidak berhasil mentransformasikan sektor pekerja informal menjadi formal selama 2013.

"Kami tidak setuju dengan kenaikan BBM, karena momentumnya tidak tepat," ujar Wiko Saputra Peneliti Kebijakan Ekonomi Prakarsa. Kebijakan kenaikan harga BBM dinilai kontra produktif dilakukan berdekatan dengan bulan Ramadan, karena akan berdampak pada dunia kerja.

Data yang dilansir oleh Prakarsa 103,2 juta orang bekerja di sektor informal dan setengah pengangguran dari total tenaga kerja di Indonesia sebesar 149,8 juta. Sedangkan sebanyak 7,2 juta orang saat ini berstatus pengangguran. Angka ini merupakan perolehan data sebulan sebelum kenaikan BBM dan akan semakin bertambah sebagai dampak kenaikan BBM. Jumlah setengah pengangguran terus mengalami peningkatan setiap tahun, dan berdasarkan data yang dimiliki Prakarsa, jumlah pekerja sektor informal naik hingga 1 juta orang pada 2013 sebelum kenaikan BBM.

Pemerintah dinilai tidak berhasil mengurangi angka pengangguran dan mengubah pekerja informal menjadi formal, karena dampak dari kenaikan BBM tersebut jumlah pengangguran dan setengah pengangguran akan mengalami peningkatan.

Wiko mengatakan, dalam rentang waktu yang panjang sejak tahun lalu, keputusan menaikkan harga BBM mendekati Ramadan akan semakin berpengaruh pada inflasi. Dia mengkhawatirkan hasil kenaikan jumlah pengangguran dan sektor informal akan berpengaruh pada pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang akan mulai diterapkan pemerintah 1 Januari 2014 mendatang.

Kenaikan jumlah tersebut akan berpengaruh pada pelaksanaan SJSN itu sendiri karena dalam rentang waktu enam bulan ke depan sistem baru akan dilaksanakan akan menggunakan data yang hingga saat ini belum valid.

MAYA NAWANGWULAN
Berita Terhangat:
Bara LP Tanjung Gusta
| Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh


Terpopuler

Kerabat SBY, Abraham: Terlibat Pasti Tersangka

Khofifah: Kenapa Takut Pada Saya?

Ini Pidato Lengkap Malala Yousafzai di PBB

Ini Pesan Khusus Menteri Dahlan untuk Erik Meijer



Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

40 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

59 hari lalu

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya