Seorang polisi mengamati Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, (11/7). Kerusuhan dipicu lampu padam dan matinya air PDAM dan menyebabkan kaburnya para napi di penjara tersebut. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak empat orang tewas dalam kerusuhan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta Kelas I Medan. Korban tewas diduga akibat terkena ledakan dan terbakar di sekitar area Lapas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, Keempat jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan. Selain narapidana, ada petugas Lapas yang tewas akibat insiden tersebut.
Namun saat dimintai konfirmasi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, Budi Sulaksana, tidak menjawab. Pesan singkat yang dikirim Tempo belum berbalas.
Insiden di Lapas Tanjung Gusta terjadi pada Kamis, 11 Juli 2013. Penjara tersebut diduga dibakar oleh para narapidana yang kesal dengan pemadaman aliran listrik sehinggga persediaan air habis. Para penghuni lapas pun berontak dan menjebol pintu utama. Sebagian dari mereka lalu membakar ruang kantor sipir dan kabur.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Komisaris Besar Heru Prakoso, memperkirakan 200 penghuni melarikan diri. "Dari jumlah itu, 15 di antaranya diduga tahanan kasus terorisme,” katanya kepada Tempo Kamis malam.
Heru mengaku tengah mendata jumlah narapidana dan tahanan yang kabur. Lapas Tanjung Gusta yang dihuni 2.599 narapidana dan tahanan hingga kini masih dijaga ketat oleh ratusan tentara dan polisi.
Kepala Polda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Syarief Gunawan mengatakan polisi dibantu TNI terus mengejar narapidana yang kabur. Sepuluh narapidana--termasuk satu pelaku teroris--tadi malam tertangkap. Beberapa polres di Sumatera Utara, kata Syarief, sudah menyekat pergerakan narapidana yang diperkirakan kabur. "Semua kapolres sudah saya perintahkan bergerak menyekat pelarian para narapidana, termasuk narapidana teroris yang masih dikejar,” kata Syarief.