TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah aktivis Koalisi Rakyat Pemantau Peradilan Militer (KPPRM) dan jurnalis diintimidasi selama persidangan militer 12 terdakwa anggota Kopassus di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta. “Jurnalis Tribun Jogja beberapa kali ditelepon orang yang mengaku staf penasehat hukum terdakwa. Mereka diminta datang ke Denpom,” kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Yogyakarta Aloysius Budi Kurniawan di kantor LBH Yogyakarta,Selasa 9 Juli 2013.
Kurniawan menjelaskan, awalnya orang itu mencari reporter koran Tribun Jogja dan Kompas di pengadilan militer. Belakangan, Kepala Perwakilan Kompas DIY Thomas Pujo W, fotografer Kompas Ferganata Indra, dan fotografer Tribun Hassan Sakri bertemu Ketua Tim Penasehat Hukum Terdakwa Kolonel Rokhmat dan stafnya. Mereka bicara di dalam ruang tertutup di dekat sel tahanan terdakwa di Pengadilan Militer.
Rokhmat keberatan terhadap pemberitaan Kompas edisi 5 Juli 2013 berjudul “Tidak Terbukti Upaya Pemukulan terhadap Ucok”. Kompas mengakomodasi keberatan melalui klarifikasi berita pada Sabtu, 6 Juli 2013.
Sedang Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Jogja Setya Krisna Sumargo mendapat telepon dari Gilang yang mengaku staf penasehat hukum terdakwa pada Ahad 7 Juli 2013. Penelepon meminta Krisna bertemu pimpinan penasehat hukum di Denpom Yogyakarta. Krisna kembali menerima panggilan telepon atas nama Gilang pada Senin 8 Juli 2013. Gilang mengatakan, pertemuan itu tentang berita Tribun Jogja edisi Jumat, 5 Juli 2013 yang berjudul "Edy Pras Kenali Wajah Ucok". “Wapemred Tribun Jogja mengusulkan pertemuan di tempat netral atau di kantor Tribun Jogja. Tapi ditolak penelepon,” kata Kurniawan. Kolonel Rokhmat belum bisa dikonfirmasi.
Sebelumnya Koordinator Masyarakat Pemantau Media (MPM) Lucas Ispandriarno juga diintimidasi saat memandu acara interaktif berjudul “Integritas Peradilan Militer dan Isu Premanisme” di Pro 1 RRI (91,1 FM) Yogyakarta pada Sabtu 6 Juli 2013. Pada sesi akhir, Lukas mengutip berita Harian Jogja tentang kekecewaan terhadap Kopassus. Kemudian muncul pesan singkat. “Isinya: jangan memojokkan Kopassus, nanti Pak Lukas ikut dibasmi,” kata Valentina Sri Wijiyati, aktivis LSM Idea. Koordinator KPPRM Sumiardi usai memantau sidang hari pertama juga di intimidasi. Ada orang yang mengaku penjual celana keliling mencari rumah kontrakannya.
Direktur LBH Yogyakarta Samsudin Nurseha mendesak agar intimidasi dan teror itu dihentikan. “Jelas ada pelanggaran hak-hak sipil di sini. Hak publik mendapatkan informasi dan kebebasan berpendapat,” kata Samsudin.
Ketua Aliansi Jurnalis Indpenden (AJI) Yogyakarta Hendrawan Setiawan juga meminta pihak yang keberatan dengan pemberitaan agar menyampaikan hak koreksi atau hak jawab sesuai mekanisme dalam UU Pers. “Sidang terbuka dan dibuka untuk umum. Media kerja dilindungi undang-undang,” kata Hendrawan. Simak penyerangan lapas Cebongan, Sleman di sini.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Topik Terhangat
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh
Berita Lain:
Temui Surya Paloh, Daud Yordan Terjun ke Politik?
Polisi Ancam Pidanakan Pengguna Petasan
Maruarar: PDIP Bosan Jadi Partai Oposisi
Berita terkait
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum
10 hari lalu
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa
11 hari lalu
Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan
12 hari lalu
Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya
12 hari lalu
Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki
12 hari lalu
Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan
13 hari lalu
Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong
Baca SelengkapnyaRangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong
13 hari lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong
Baca SelengkapnyaSebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri
13 hari lalu
Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum
13 hari lalu
Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi
13 hari lalu
Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.
Baca Selengkapnya