Sertifikat Digelapkan, Warga Bangkalan Demo Polres

Reporter

Senin, 8 Juli 2013 20:54 WIB

Warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menggarap lahan sengketa walau sebenarnya sudah disepakati kasus tanah itu sudah ber-status quo. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang-Puluhan warga dari delapan kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, melakukan demo diam di halaman Kepolisian Resor Bangkalan, Senin 8 Juli 2013. Mereka hanya membentangkan spanduk berisi tuntutan agar pelaku pemalsuan ratusan sertifikat tanahnya ditangkap dan diproses hukum. "Sudah dua tahun kasus ini kami laporkan ke polisi, tapi tanpa perkembangan. Pelaku masih bebas berkeliaran," kata Muzakki, salah satu korban pemalsuan sertifikat asal Desa Jaddih, Kecamatan Socah.

Menurut Muzakki, kasus bermula pada 2008. Seorang warga Kabupaten Sampang bernama Hadrowi menawarkan pinjaman tanpa bunga dari bank dengan jaminan sertifikat tanah. Jatuh tempo pinjaman selama dua tahun. Tanpa curiga, Muzakki meminjam uang Rp10 juta. "Saya percaya karena dulu Hadrowi ustad saya di pesantren."

Dua tahun kemudian, Muzakki hendak menebus sertifikat tanahnya. Namun banyak menemui kendala. "Hadrowi bilang sertifikat tanah saya ada pada warga Surabaya bernama Ko Junaidi Wibowo."

Muzakki pun mendatangi Ko Junaidi alias Kocun warga Jalan Mugidul Gang 1 Kota Surabaya. "Dia tidak bisa beri sertifikat karena masih ada di bank," terangnya.

Tak puas, Muzakki lalu menelusuri keberadaan sertifikatnya dari bank ke bank. Sertifikatnya terdeteksi diagunkan ke Bank BRI cabang Tanjung Perak. Dia pun berpura-pura menebus sertifikat itu. "Kata pihak bank sertifikat saya sudah berubah nama menjadi nama Hendri."

Saat itulah, Muzakki mencium ketidakberesan. Setelah ditelusuri ternyata banyak warga lain yang juga menjadi korban. "Ada sekitar 245 sertifikat yang dipalsukan, mulai dari Kabupaten Sampang sampai Bangkalan."

Kuasa hukum para korban Rohman Hakim menambahkan kasus ini sudah dilaporkan secara perdata PTUN dan pidana pada 2011. PTUN, kata dia, memenangkan gugatan para korban. "Tapi kasus pidananya mandeg."
Masalah inilah yang membuat para korban mendatangi Polres untuk menanyakan perkembangan kasus pemalsuan sertifikat tanah itu. "Ternyata sampai sekarang kasusnya belum lengkap."

Yang paling mengecewakan, kata dia, polisi sejauh ini hanya menetapkan Hadrowi sebagai tersangka, sedangkan Kocun tetap hidup tenang. "Padahal semua barang bukti keterlibatan Kocun sudah kami serahkan," katanya.

Rohman menambahkan 245 sertifikat itu diagunkan Kocun ke Bank BRI Tanjung Perak senilai Rp 6,3 miliar. "Sebagian uang inilah yang diberikan ke warga, sesuai permintaan pinjaman mereka berkisar antara Rp3-100 juta per orang," terangnya.

Wakil Kepala Polres Bangkalan Komisaris Budi Santoso membantah kasus ini mandeg. "Masih P19, masih ada yang perlu dilengkapi." Menurut Budi, jumlah tersangka kemungkinan masih bisa bertambah. Hari ini, Polres menggelar perkara agar ada bukti tambahan untuk menetapkan tersangka lain.


MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya