Sejumlah warga antre pembagian zakat di Surabaya, (11/8). Sebanyak 30 ribu paket sembako dan uang di bagikan kepada warga dengan 3 jadwal pembagian untuk menghindari kericuhan karena berebut zakat. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat sosial dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, mengatakan muslim Indonesia paling dermawan di antara negara lain di dunia. Pendapat ini berdasarkan survei global bertajuk 'Views on Globalisation and Faith' yang dilakukan Ipsos MORI's Social Research Institute pada 2011 di 24 negara berdasarkan garis keagamaan.
"Muslim Indonesia dengan motivasi agama paling dermawan di antara tiga negara mayoritas Islam lainnya," kata Azyumardi di acara Rapat Kerja Nasional Badan Amil Zakat Nasional, Senin malam, 1 Juli 2013. Sebanyak 91 persen muslim Indonesia mengeluarkan zakat atau infaq, sementara Arab Saudi 71 persen dari jumlah warga muslim, dan muslim Turki hanya 33 persen.
Menurut Azyumardi, kedermawanan muslim Indonesia dalam bentuk pemberian waktu dan uang untuk mereka yang membutuhkan. Puncak kedermawanan biasanya terjadi pada bulan Ramadan karena menjadi momen puncak ibadah. "Mulai memberi makanan berbuka hingga memberi zakat," ucap Azyumardi.
Setelah Ramadan, momen lain seperti Idul Adha dan ketika membantu para korban bencana alam di sejumlah kawasan di Tanah Air. Azyumardi mengharapkan muslim Indonesia meningkatkan kedermawanan dari tahun ke tahun. Kedermawanan tidak hanya dirayakan pada Ramadan tetapi juga seluruh bulan-bulan lain.
Meski diklaim sebagai paling dermawan, Badan Amil Zakat Nasional mencatat pada 2011 zakat, infak, dan sedekah yang terkumpul dari semua organisasi pengelola zakat baru mencapai Rp 1,73 triliun. Angka ini hanya 0,8 persen dari potensi zakat di seluruh Indonesia. Harusnya, dana yang terkumpul dari zakat bisa Rp 217 triliun per tahun jika benar-benar dioptimalkan.
