Sejumlah jenis pasir (pasir besi dan pasir pantai) yang diguakan untuk membuat lukisan pasir di bengkel lukis milik Gusman di Malang, Jawa Timur, (7/6). TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Pasca-kerusuhan di lokasi penambangan pasir besi di Cidaun Kabupaten Cianjur Jawa Barat pada Selasa 25 Juni 2013, sekitar 120 kilometer arah selatan kota Cianjur, aparat kepolisian masih disiagakan. Polisi masih menjaga lokasi karena dikhawatirkan ada aksi susulan.
Kepala Kepolisian Resor Cianjur Ajun Komisaris Besar Dedi Kusumabakti mengatakan, tidak ada korban kena tembak baik peluru karet maupun peluru tajam. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas Sindangbarang, korban luka karena serutan. "Semacam luka lemparan, sama seperti luka yang diderita anak buah saya juga," ujar Dedi di Cianjur, Rabu 26 Juni 2013.
Menurut Dedi, pihak aparat ada 15 orang yang terluka, termasuk kendaraan rusak dilempari. "Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap 17 warga yang telah kami amankan," kata dia.
Muslihin, 63 tahun, warga Kampung Cikamurang Desa Sukapura Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur mengatakan tidak kenal dengan orang-orang yang datang. Kebanyakan massa itu berasal dari luar daerah. "Kami warga di sini malah ketakutan. Kami sudah bersiap-siap mengungsi karena khawatir terkena imbas kerusuhan," kata dia.
Untuk mengamankan lokasi, selain aparat Polres Cianjur, saat ini disiagakan personel bantuan dari Polres Sukabumi dan Satuan Brigade Mobile Kompi Cipanas Cianjur.