Sejumlah warga Syiah bersama harta bendanya menunggu untuk di pindahkan dari tempat pengungsian di GOR Bulutangkis, Sampang, Madura, (20/6). Ribuan warga dan ulama menuntut warga Syiah dipindahkan dari Madura. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta-Bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) tidak menyentuh warga Syiah Sampang ditempat relokasi mereka di rumah susun Puspo Agro, Sidoarjo, Jawa Timur. Menurut Hertasning Ichlas, Koordinator Biro Hukum Ahlulbait Indonesia, yang juga tim advokasi pengungsi Syiah, para pengungsi tidak masuk skema penerima bantuan.
"Para pengungsi hanya mendapatkan tempat relokasi dan bahan makanan berupa mie instan dan telur," kata Ichlas saat dihubungi Senin, 24 Juni 2013. Padahal, kata dia, ada juga sejumlah bayi dan balita yang berada di tempat relokasi namun tidak ada makanan bayi.
Ichlas mengatakan, setiap satu keluarga pengungsi ditempatkan pada satu kamar. Sedangkan yang tidak punya keluarga, dijadikan satu dalam sebuah ruangan. Ada tenaga medis yang disiapkan di tempat tersebut.
Ichlas menuturkan, para warga Syiah ini tidak bisa bekerja seperti sebelum terjadi kerusuhan. Mayoritas mereka adalah petani tembakau, kacang panjang atau jagung. "Akses perekonomiaanya terputus," ucap dia. Karena inilah, kata Ichlas, para pengungsi semakin rindu kembali ke kampung halaman.
Pengungsi Syiah dipindahkan dari tempat pengungsian mereka di Gedung Olah Raga Sampang, Madura, pekan lalu.