Dinas Kehutanan Pantau 19 Perusahaan Terkait Asap
Editor
Eko Ari Wibowo
Senin, 24 Juni 2013 13:39 WIB
TEMPO.CO, Palembang - Dinas kehutanan Provinsi Sumatera Selatan sedang memantau aktivitas 19 perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang menyebar di 15 Kabupaten dan kota. Pemantauan dilakukan sebelum memberikan sanksi tegas jika mereka terbukti membakar lahan dan hutan.
Selain HTI, masyarakat juga berpotensi melakukan pembakaran dalam rangka landclearing. "Kalau HTI mudah sekali kami monitornya, yang justru ditakutkan ini pembakaran oleh warga," kata Sigit Wibowo, Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Senin, 24 Juni 2013.
Sigit mengakui dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan jumlah titik panas utamanya di wilayah Musi Banyuasin. Ia menuturkan bila 18 Juni lalu terdeteksi 18 titik, namun saat ini jumlahnya menjadi 54 titik. Menurutnya, keberadaan titik itu tidak berlangsung lama melainkan berpindah-pindah dan fluktuatif.
Kepala unit pelaksana teknis dinas (UPTD) penanggulangan kebakaran lahan dan hutan, Ahmad Taufik menjelaskan selama Juni ini pihaknya sudah mencatat 54 titik panas yang menyebar di Musi Banyuasin, Musi Rawas Muara Enim dan Lahat. Kejadian tertinggi tercatat pada bulan Maret lalu dengan 61 titik. "Semester pertama ini sudah ada 204 hotspot. September nanti akan menjadi puncaknya," kata Taufik.
Meskipun belum ditemukan titik api, namun Taufik meminta masyarakat dan pengusaha HTI untuk mewaspadai tren alami pergeseran pusat titik panas dari provinsi Riau, Jambi selanjutnya ke Sumatera Selatan. Dari titik panas berpotensi menjadi titik api. "Trennya selalu turun dari Riau, Jambi dan disini (Sumatera Selatan). Pada masa ekstrem itu yang patut kita antisipasi," ujar Taufik.
Muhammad Irdam, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG kelas II Kenten, Palembang memperkirakan cuaca ekstrem akan berlangsung pada Agustus dan September mendatang. Pada masa tersebut di takutkan tingkat kebakaran lahan dan hutan semakin tinggi. Namun untuk beberapa hari terakhir ini, menurut Irdam pihaknya belum mendeteksi adanya kabut asap yang bersumber dari kebakaran lahan.
Sementara itu menyinggung kabut seperti asap yang mulai masuk kota Palembang dalam dua hari terakhir ini, Irdam memastikan pemandangan tersebut merupakan kabut radiasi akibat dari pendinginan bumi. "Itu bukan asap tetapi kabut radiasi," ujar Irdam.
PARLIZA HENDRAWAN
Topik Terhangat
Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita Terpopuler
Persib vs Persija Batal, Bobotoh Blokir Pintu Tol
Basuki: Jakarta Bukan Hanya untuk Orang Kaya
Macet 'Gila' di Perayaan Ulang Tahun Jakarta