Rumah Sakit Islam Kolaps, Karyawan Terkatung

Reporter

Selasa, 18 Juni 2013 19:42 WIB

Ilustrasi rumah sakit. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Kediri - Sedikitnya 120 karyawan Rumah Sakit Islam Al Arafah Kediri, Jawa Timur mendesak pemerintah mencari solusi atas pemberhentian sepihak yang dialami mereka. Sejak Februari 2013 rumah sakit yang didirikan Yayasan Jamaah Haji Al Arafah ini tak beroperasi karena kolaps.

Ketua Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI) RSI Al Arafah Estin Tusyana mengatakan yayasan yang menaungi rumah sakit tersebut tidak bertanggungjawab atas kondisi para pekerja. Mereka dibiarkan terlantar tanpa kompensasi apa-apa setelah rumah sakit itu tak beroperasi. "Kami digantung, tidak dipecat tapi dirumahkan tanpa kejelasan," kata Estyn kepada Tempo, Selasa 18 Juni 2013.

Pemberhentian ini dialami oleh 120 karyawan RSI Al Arafah yang tergabung dalam FSBI dan pekerja lain di luar organisasi tersebut. Mereka dibiarkan mencari penghidupan sendiri tanpa kejelasan kapan akan dipekerjakan lagi. Apalagi sejak bekerja belasan tahun silam, para pekerja ini tak mendapat perlindungan Perjanjian Kerja Bersama yang layak.

Menurut Estyn, tidak profesionalnya yayasan dalam mengelola rumah sakit menjadi pemicu kolapsnya usaha ini. Ditambah lagi tindak pembobolan dana Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dilakukan yayasan sebesar Rp 600 juta pada 2011 turut menyeret rumah sakit itu ke dalam daftar merah rumah sakit bermasalah. Padahal seharusnya dana tersebut untuk membiayai pengobatan pasien miskin termasuk tenaga perawat dan dokter. "Akhirnya seluruh dokter keluar karena tak dibayar," kata Direktur RSI Al Arafah Herry Subektiono.

Para pekerja berharap pemerintah melakukan intervensi kepada yayasan agar memberikan hak mereka. Syukur jika rumah sakit itu kembali dihidupkan untuk membantu pasien miskin yang selama ini menjadi pangsa utama rumah sakit itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adhima mengaku tak bisa memasuki wilayah otoritas rumah sakit swasta. Selama ini pemerintah terlibat pengurusan di sana karena program Jamkesmas yang dilakukan RSI Al Arafah. Setiap tahun Kementerian Kesehatan mentransfer dana ke rekening rumah sakit sebagai ganti pengobatan pasien miskin. Namun setelah diketahui terjadi penyimpangan, anggaran itu ditutup. "Mereka tak bisa mempertanggungjawabkan Jamkesmas.," kata Fauzan.

Dia menambahkan di luar Jamkesmas, bukan urusan pemerintah. Apalagi dalam kasus ini rumah sakit tersebut pailit. Pemerintah justru bisa mencabut izin operasionalnya jika dalam waktu satu tahun rumah sakit itu tak kunjung berpraktik.


HARI TRI WASONO
Terhangat:EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah



Baca juga:

Mereka Tertolong dengan KJS ala Jokowi-Ahok

Habis 'PRJ Monas', Tercecerlah Sampah

Ahok Akuisisi PPD untuk Hilangkan Sistem Setoran

BBM Naik, Polisi Bersenjata Lengkap Jaga SPBU

Ini Keluhan Warga Atas Layanan KJS ala Jokowi



Advertising
Advertising

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

57 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya