Kendaraan truk tampak menumpuk di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Jum'at (11/1). Ribuan truk yang akan menyeberang ke Pulau Jawa antre mencapai 12 kilometer di jalan lintas Sumatera menjelang pintu masuk pelabuhan itu. ANTARA/Kristian
TEMPO.CO, Bandar Lampung - Angin kencang yang berhembus di Selat Sunda membuat aktivitas penyeberangan terganggu. Ratusan truk terjebak dalam antrean di empat tempat parkir Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
"Angin cukup kencang dan alun di tengah selat juga kencang sehingga menghambat laju kapal," kata Kepala Cabang PT. Indonesia Ferry Bakauheni Yanus Letanga melaui telepon, Kamis 13 Juni 2013.
Selain laju kapal ferry jenis roll on roll off terhambat, kapal juga kesulitan bersandar ke dermaga karena arus air laut sangat kencang. Nahkoda kapal harus memperlambat laju kapal dan menjaga arah agar tidak terhempas ke dinding dermaga.
"Jika dalam kondisi normal, waktu perjalanan Bakuheni ke Merak bisa ditempuh 2 jam tapi ini bisa tiga jam lebih," kata Yanus.
Jika kondisi cuaca tak kunjung membaik, antrean truk ekspedisi dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa bisa mengular ke Jalan Lintas Sumatera seperti kemacetan sebelumnya. Saat ini, PT Indonesia Ferry mengoperasikan 20 unit dari 28 unit kapal penumpang. "Sebagian kapal itu sedang menjalani perawatan rutin," katanya.
Kepala Forecaster Stasiun Maritim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiska Lampung Neneng Kusrini mengatakan cuaca di perairan Lampung sedang tidak menentu. Gelombang di sebagian Selat Sunda mencapai 2 hingga 3 meter. "Belum lagi ada alun dan angin kencang dengan kecepatan mencapai 25 kilometer per jam masih terjadi di Selat Sunda," katanya.
Dia berharap nahkoda kapal berhati-hati dalam mengoperasikan kapal di tengah laut. BMKG, kata dia, memprediksi angin kencang dan gelombang tinggi masih akan berlangsung hingga pekan depan. "Masih dijumpai daerah bertekanan rendah di laut Australia dan Samudera Hindia," katanya.