Pegiat seni teater Air melakukan aksi teaterikal dengan membawa poster wajah almarhum Munir saat perhelatan budaya "Menafsir Munir Melawan Lupa" di alun-alun Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (2/12). Kegiatan tersebut dalam rangka peringatan HUT Munir yang jatuh pada 8 Desember mendatang. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Batu - Seni mural dan stencil art avatar pejuang hak asasi manusia Munir Said Thalib telah menghiasi sudut Kota Batu selama setengah tahun ini. Avatar Munir berbentuk seni mural ini terpasang saat perayaan ulang tahun Munir 2 Desember 2012 lalu. Namun, sayang orang tak bertanggungjawab merusaknya. Gambar mural Munir dicat hitam sehingga menutupi seluruh wajah Munir.
"Ini menghina Munir sebagai pejuang HAM," kata Zaenal Arifin dari komunitas pondok seni Batu, Kamis 13 Juni 2013. Perusakan karya komunitas seniman Batu ini terjadi sejak tiga bulan lalu. Tak hanya karya seni mural di area publik, bahkan mural di tembok bangunan galeri Raos pun juga menjadi sasaran. Galeri Raos selama ini menjadi tempat pameran seniman Batu.
Zaenal menduga pelaku sengaja menghilangkan identitas dan rekam jejak Munir dari kotanya sendiri. Menurutnya, Munir justru mendapat tempat dan penghargaan di publik Yogyakarta. Berbeda dengan Batu, justru mural Munir di Yogyakarta tetap terawat dan terjaga dengan baik.
Menanggapi perusakan mural Munir, Suciwati, istri amarhum Munir tak mempermasalahkan. Namun, ia berharap semangat perjuangan Munir tetap dijaga. Di antaranya, bersama para seniman akan mendirikan Museum dan Monumen Munir. Selain menjadi media ekspresi senima juga untuk mengenalkan profil Munir kepada generasi muda. "Semangat Munir bisa menjadi inspirasi generasi muda," katanya.