TEMPO.CO , Jakarta:Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menggandeng 16 psikolog forensik dari berbagai kampus dan rumah sakit sejak pertengahan April 2013 lalu. Mereka terlibat dalam pemeriksaan psikis terhadap 42 saksi pembunuhan tahanan di Lapas Cebongan. "Terdapat 16 narapidana secara terbuka meminta pemeriksaan psikis," kata Komisioner LPSK, Teguh Sudarsono dalam Diskusi Publik Kasus Cebongan: Mahmil Bisa Adil? di kampus UAJY Rabu, 12 Juni 2013.
LPSK beranggapan perlu melibatkan psikolog forensik guna mengetahui kondisi psikis 11 petugas Lapas Cebongan dan 31 tahanan, teman satu sel empat koran pembunuhan kopassus. Kondisi psikologi mereka membutuhkan jasa psikolog forensik, di luar konselling.
"Satu psikolog pegang dua atau tiga orang," kata Teguh. "Mereka menganalisis berapa yang bisa datang di persidangan, butuh teleconference dan tak layak memberikan kesaksian."
Teguh mengaku heran dengan munculnya serangan opini dari petinggi militer terhadap LPSK dalam polemik perlindungan saksi ini. LPSK menganggap diri sebagai mitra strategis penyidik militer di lima kasus dari Indonesia Barat hingga Timur. Teguh mewanti-wanti publik supaya mengawal perjalanan sidang pembunuhan empat tahanan di Lapas Cebongan ini. "Jadi publik harus mendorong ada rekonstruksi di persidangan," ujar dia.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terkait
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum
15 hari lalu
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa
16 hari lalu
Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan
17 hari lalu
Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya
17 hari lalu
Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki
18 hari lalu
Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan
18 hari lalu
Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong
Baca SelengkapnyaRangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong
18 hari lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong
Baca SelengkapnyaSebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri
18 hari lalu
Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum
18 hari lalu
Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi
18 hari lalu
Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.
Baca Selengkapnya