Pancasila dan Poster Soeharto 'Luwih Enak Zamanku'  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 3 Juni 2013 18:48 WIB

Garuda Pancasila. Dok. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta- Pandangan dan aplikasi atas Pancasila oleh tiga presiden yang pernah memimpin negeri ini dibedah. Ketiganya sama-sama sudah almarhum, yakni Sukarno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Mereka dinilai mempunyai landasan pemikiran kuat atas nilai-nilai Pancasila dibandingkan tiga presiden lain, seperti BJ Habbibie, Megawati Soekarnoputri, juga Soesilo Bambang Yudhoyono.

“Megawati tak dipilih karena dinilai mempunyai hubungan politis dan biologis dengan Sukarno. Begitu pula BJ Habibie dinilai mempunyai kedekatan dengan Soeharto,” kata budayawan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LkiS) Yogyakarta Hairus Salim yang menjadi moderator dalam seminar bertema Pancasila dalam Pemikiran dan Praktik Politik Tiga Pemimpin: Soekarno, Soeharto, Abdurrachman Wahid di auditorum Fisip Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Senin 3 Juni 2013.

Tiga pembicara dianggap mewakili mengetahui pemikiran ketiga presiden tersebut. Ada Sudjito, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang sekaligus Kepala Pusat Studi Pancasila UGM yang bicara soal Soeharto. Ada Untoro Hariadi, konsultan politik DPD PDIP DIY yang tentu saja bicara tentang Sukarno. Juga Nur Khaliq Ridwan, aktivis Gusdurian sekaligus penulis buku berjudul Gus Dur dan Negara Pancasila.

Namun Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang menjadi pembicara kunci menyampaikan perbedaan ketiganya. Bahwa Sukarno adalah penggagas Pancasila yang lahir pada 1 Juni. Soekarno mempunyai komitmen kuat untuk menjadikan Pancasila sebagai spirit untuk merebut kemerdekaan.

Soeharto bak menara gading. Pancasila disampaikan dengan metode doktrin. Akibatnya, tidak ada ketersambungan antara Pancasila secara teori dan praktik. “Bahkan penataran P4 banyak dianggap sebagai pembuat jarak antara teori dan praktik dari nilai-nilai Pancasila,” kata Hemas.

Sedangkan Gus Dur menjadikan Pancasila sebagai ideologi final. Dia membuang pemikiran dan dogma yang dianggap out of date. Seperti menghapus pelarangan konsep Marxisme mengingat ideologi Marx dipelajari di kampus-kampus. Kemudian era komunis yang sudah mati sejalan jatuhnya Soviet. Juga menghapus dendam sejarah masa lalu.

Sepak terjang Soeharto dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila lebih banyak disorot. Apalagi munculnya pencitraan dirinya menjelang 2014 dengan sindiran melalui poster, stiker, dan kaos yang dijual bebas. Piye kabarmu le? Luwih apik zamanku to? “Itu sindiran. Dan justru laris,” kata Sudjito.

Bagi Soeharto, lanjut Sudjito, Pancasila dan UUD 1945 adalah harga mati. Tidak perlu ada yang diperdebatkan lagi. “Yang penting bagi Soeharto, nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dilaksanakan secara murni dan konsekuen,” kata Sudjito.

Untoro pun mengkritik Orde Baru yang dinilai salah karena membiarkan Pancasila diinternalisasi melalui penataran P4. Sedangkan metode yang digunakan adalah indoktrinasi. “Implementasinya? Mahasiswa ditatar P4, tapi penyelenggara negara dibiarkan korupsi, kolusi, nepotis,” kata Untoro.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

7 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

26 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

32 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

52 hari lalu

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya