Sebelum Dibuang ke Ende, Soekarno Disel di Sini

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 1 Juni 2013 13:05 WIB

Penari berpose bersama patung lilin Presiden pertama RI, Soekarno saat acara peluncurannya di Madame Tussauds, Bangkok, Senin (24/9). ANTARA/HO-MadameTussauds-Bangkok-Jade

TEMPO.CO, Bandung - Bangunan kecil bercat hijau bernomor 5 itu 'terjepit' di sela kompleks ruko. Pagar berupa rantai dan taman kecil bertegel merah. Sebatang sapu ijuk hitam tergolek di depan pintu warna coklat gelap yang terkunci. Dedaunan kering terserak taman. Sepi.

Untuk melindungi 'kamar' hijau sekitar 2x3 meter itu, dua lapis lagi pagar besi dipasang membatasi area taman dari lingkungan sekeliling. Di sisi timur taman, dekat pintu pagar luar, dua pohon sukun dan dua tiang Sang Merah Putih menjulang.

Tak nampak papan keterangan resmi yang menjelaskan identitas bangunan ini. Tapi cobalah tanya warga sekitar taman. Maka dengan mata berbinar mereka akan kontan menjawab, "Itu bekas sel tempat Pak Karno (Presiden Pertama RI Ir. Soekarno) dulu ditahan Belanda. Kompleks ini dulunya Penjara Banceuy."

Sekitar 83 tahun lalu atau 1929, Soekarno dan kawan-kawan pentolan Partai Nasional Indonesia dituduh hendak melakukan tindakan subversif terhadap Pemerintah Hindia Belanda. Mereka diciduk dan Soekarno, yang kala itu berusia 28 tahun, ditahan di sel nomor 5 Penjara Banceuy itu.

Pada 1930, Soekarno dan para pimpinan PNI lainnya: Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Soerpriadinata diadili di pengadilan negeri atau Landraad sekitar 1 kilometer di utara Banceuy atau kini Jalan Perintis Kemerdekaan. Menjelang vonis hakim, si Bung sempat membacakan pledoi yang 'membakar' dan terkenal hingga kini.

Namun pledoi yang belakangan dibukukan dengan judul 'Indonesia Menggugat'--dan kini judul itu diabadikan menjadi nama gedung eks Landraad-- itu tak membuat Ratu Julliana bergeming. Soekarno akhirnya divonis 4 tahun penjara. Sementara Gatot, Maskoen, dan Soerpriadinata masing-masing dipenjara 2 tahun, 1 tahun 8 bulan dan 1 tahun 3 bulan. PNI diberangus.

Menyusul jatuhnya vonis, penahanan Soekarno dipindahkan ke Penjara Sukamiskin, sekitar 10 kilometer di timur Banceuy. Dan belakangan, pada 1934, Soekarno dibuang ke Pulau Ende.

Eks Penjara Banceuy atau kompleks Ruko Banceuy Permai terletak sekitar 100 meter sebelah utara Alun-Alun Kota Bandung. Tepatnya di RT 03 RW 03 Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Kompleks ini dikelilingi Jalan Banceuy, Jalan Belakang Factory, dan Jalan Terusan ABC.

Tepat di pinggir tikungan Terusan ABC, masih berdiri menjulang sisa peninggalan lain yakni bekas pos jaga sipir Penjara Banceuy yang. Nah justru pada bangunan sekitar 100 meter di timur laut bekas sel inilah terdapat petunjuk resmi: "Situs Sejarah Ex-LP Banceuy Bandung merupakan lokasi sel tahanan Presiden RI Pertama Ir. Soekarno.."

Saat Tempo berkunjung Sabtu pagi 1 Juni 2013, pagar luar taman Sel Bung Karno digembok. Beberapa warga tampak di dekat pagar luar ini. Ada yang sedang menjemur burung peliharaan, mengopi di bangku atau sekadar menjemur diri. Ada juga dua perempuan seksi baru keluar dari tempat hiburan karaoke sekitar 70-an meter di timur taman.

"Kuncinya dibawa Pak RT, Pak Ahmad. Tapi dia sedang mudik ke (Kabupaten) Kuningan, baru pulangnya Senin (3 Juni)," ujar Saefudin, pemilik kios rokok di dekat taman, Sabtu, 1 Juni 2013. "Tapi kalau perlu sekali, masuknya naik pagar saja, nggak apa-apa," kata pria 45 tahun yang mengaku biasa membersihkan area taman dekat sel bersama Ahmad itu.

Mendapat angin, Tempo pun memasuki area sesuai saran Saefudin. Pintu sel terkunci. Namun isi sel masih bisa diintip lewat celah yang terdapat di daun pintu. Tentu, isinya tak lagi semua orisinil.

Pada dinding di muka pintu terpasang antara lain poster kecil butir-butir Pancasila diapit dua foto Soekarno saat menjabat Presiden. Di dinding kanan menempel Sang Merah Putih ukuran besar. Dan di bagian bawah dinding seberangnya, terpasang dipan dengan seprei hijau.

Menurut Saefudin, sel dan area sekitarnya sudah tampak terpelihara saat dia membuka kios rokok di kompleks Banceuy 15 tahun lalau. "Terakhir dicat hijau sama RT itu sekitar 2 tahun lalu. Saya bersama Pak RT biasa menyapu di situ. Cuma hari ini aja belum,"aku dia.

Masih menurut Saefudin, sehari-hari tak banyak yang berkunjung ke eks sel Soekarno. "Kadang-kadang saja ada yang datang dan bisasanya mengaku masih keluarga Pak Karno dari Jawa atau dari Blitar. Terakhir dua bulan lalu Pak Wakil Walikota dan rombongan berkunjung ke sini," kata dia.

ERICK P. HARDI

Topik terhangat:
Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah

Berita lainnya:
KPK: Nama Priyo Budi Santoso Sudah Dicatat

Ronaldo Ditawar Rp 12 Triliun, Madrid Ogah Lepas

SBY Dapat World Statesman Award, Beri 4 Janji

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

14 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

33 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

39 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

59 hari lalu

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

9 Februari 2024

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

Penerbitan buku tentang Pancasila oleh mahasiswa sangat menginspiras

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

Bambang Soesatyo apresiasi kader FLPPI yang berkomitmen menjaga dan membela pancasila.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

Dalam komunitas otomotif dapat ditemukan banyak aspek yang sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Baca Selengkapnya