Istana Nilai Protes Penghargaan SBY Salah Kaprah

Jumat, 24 Mei 2013 09:23 WIB

Juru bicara Deplu Teuku Faizasyah memberikan keterangan kepada wartawan mengenai rencana kedatangan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton di Jakarta,(13/2). Hillary Clinton akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 18-19 Februari 2008. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, menilai protes dari berbagai kalangan di Tanah Air terhadap pemberian penghargaan World Statesman Award untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dipicu oleh kesalahkaprahan.

Penghargaan dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) itu, kata dia, tak melulu soal penghargaan atas toleransi beragama. "Memang statuta ACF menyebutkan bahwa mereka berkonsentrasi pada masalah hak asasi manusia, demokrasi, dan kehidupan beragama yang baik, sehingga banyak orang yang memang hanya terpaku pada statuta tersebut," kata Faizasyah kepada Tempo, Kamis, 23 Mei 2013.

Namun, ia menambahkan, dalam beberapa kesempatan ACF sebenarnya juga memberikan penghargaan kepada seorang negarawan atas pencapaian yang berhasil dilakukan. "Jadi, ada penilaian-penilaian yang bersifat khusus sebenarnya," ujar Faizasyah.

ACF, kata dia, sudah menyatakan bahwa penghargaan untuk SBY ini terkait kepemimpinan dan keberhasilan SBY membangun hubungan antarmasyarakat.

SBY sendiri, kata Faizasyah, memerintahkan stafnya untuk menjelaskan duduk persoalan ini pada khalayak. "Diluruskan pada yang tidak mengerti," ujar Faizasyah. "Masyarakat kan juga belum semuanya paham."

Karena itulah, kata Faizasyah, Istana aktif menjelaskan latar belakang penghargaan untuk SBY ini, terutama kepada mereka yang protes. "Kami jelaskan melalui SMS, Twitter, interview," ucapnya. Namun, ia melanjutkan, mereka yang protes ternyata tetap pada pendirian untuk menolak penghargaan itu.

"Tidak apa-apalah. Itu memang bagian dari dinamika dalam berdemokrasi," ujar Faizasyah.

Sebelumnya, rohaniawan Franz Magnis Suseno secara terbuka mengajukan protes atas penghargaan untuk SBY ini. Franz Magnis mengirim surat keberatan ke Appeal of Conscience Foundation, lembaga yang menganugerahi hadiah tersebut.

PRIHANDOKO


Topik Terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat
| Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:
Fathanah: Luthfi Makin Dikasih Makin 'Gila'

Inilah 12 Siswa Peraih Nilai UN Tertinggi

Detik-detik Potong 'Burung' versi Muhyi

Lelaki Korban Potong 'Burung' Angkat Bicara

PKS: VW Caravelle Milik Luthfi, bukan DPP

Berita terkait

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

16 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

27 hari lalu

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

31 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

35 hari lalu

Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

Panji Gumilang dijerat Pasal Penodaan Agama, penghinaan terhadap agama di Indonesia masih mengacu pada Pasal 156a KUHP.

Baca Selengkapnya

Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

52 hari lalu

Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

Dua dekade RUU Perindungan Pekerja Rumah Tangga mangkrak tidak disahkan. Ini penjelasan mengenai RUU PPRT.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

53 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

53 hari lalu

Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Oktober lalu bahwa hampir 43.000 tentara perempuan saat ini bertugas di militer.

Baca Selengkapnya

Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

54 hari lalu

Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

Malaysia memenangkan gugatan di WTO melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap produk biofuel dari minyak sawit.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya