Survei LSI: SBY-Kalla Tetap Unggul

Reporter

Editor

Sabtu, 18 September 2004 16:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Muhammad Jusuf Kalla masih difavoritkan menjadi presiden dan wakil presiden mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dalam pemilihan presiden putaran kedua mendatang. Ini merupakan hasil survey yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada 16 September lalu, sehari sebelum masa tenang dimulai. Survei dilakukan guna melihat respon masyarakat setelah menyaksikan dialog penajaman visi misi dan prgram capres dan cawapres dua hari sebelumnya.Dari situs www.lsi.or.id, SBY-Kalla mendapatkan 56,2 persen mengungguli Mega-Hasyim yang mendapatkan 36,3 persen. Sisanya yang bisa berupa, tidak tahu atau tidak menjawab, dan rahasia sebanyak 7,5 persen. Hasil ini adalah jawaban atas pertanyaan jika pemilu presiden putara kedua dilakukan pada hari survei dilakukan yakni pada 16 September lalu. Awalnya, LSI menanyakan kepada responden siapa pasangan presiden dan wakil presiden yang dipilih jika dilakukan pada hari itu. Saat itu, responden menjawah pilihan pada SBY-alla 52,6 persen, Mega-Hasyim mendapatkan 34,3 persen, dan yang mengaku tidak tahu/tidak menjawab/rahasia sebanyak 13,1 persen. Karena masih ada 13,1 respoenden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab/rahasia, mereka ditanyakan kembali siapa pasangan presiden/wakil presiden yang dianggap pantas. Sebanyak 56,1 persen masih menjawab tidak tahu/tidak menjawab, SBY-Kalla memperoleh 26,9 persen, dan Mega-Hasyim mendapatkan 17 persen. Survei ini kemudian digabungkan dengan pertanyaan awal hingga pilihan bagi SBY-Kalla 56,2 persen, Mega-Hasyim 36,3 persen, dan Tidak tahu/tidak jawab/rahasia sebanyak 7,5 persen. LSI memprediksi ada tiga kemungkinan larinya suara, 7,5 persen responden yang belum ketahuan pilihan presiden/wakil presidennya. Pertama, semua memilih Megawati. Jika hal ini terjadi maka suara untuk Mega-Hasyim menjadi 43,8 persen dan 56,2 persen untuk SBY. Kedua, semua memilih SBY sehingga suara SBY menjadi 63,7 persen, Mega tetap 36,3 persen. Kemungkinan ketiga, suara respoenden terdistribusi merata ke kedua kandidat sehingga SBY-Kalla mendapatkan 60,8 persen dan Mega-Hasyim mendapatkan 39,2 persen. Dengan melihat ketiga kemungkinan itu, seperti yang ditulis dalam situs LSI itu, maka sangat sulit bagi Mega-Hasyim dalam waktu empat hari menyalip suara SBY-Kalla. Tapi, bila dibandingkan survei LSI sebelumnya yakni pada 10-12 September lalu, maka responden yang memilih SBY-Kalla stabil dan Mega-Hasyim naik. Artinya, kampanye yang difasilitasi KPU itu tidak cukup signifikan mengubah peta dukungan terhadap presiden. Survei ini dibiayai Japan International Cooperation Agency (JICA). Pewawancara sebanyak 345 orang yang menanyakan kepada 2760 pada awalnya namun jumlah responden yang dianalisis sebesar 2661 orang yang dilakukan secara nasional di seluruh provinsi termasuk Aceh dan Papua di 345 desa/kelurahan. Margin error survei ini sekitar dua persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Respoende dipilih dengan metode Multistage Random Sampling. Wawancara dilakukan dengan tatap muka langsung dan tidak melalui telepon Istiqomatul Hayati - Tempo

Berita terkait

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

37 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

57 hari lalu

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

57 hari lalu

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

59 hari lalu

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Masih Adakah Kemungkinan Putaran Kedua Pilpres 2024? Ini Ketentuannya

15 Februari 2024

Masih Adakah Kemungkinan Putaran Kedua Pilpres 2024? Ini Ketentuannya

Melihat hasil quick count Pemilu 2024, masih adakah kemungkinan putaran kedua Pilpres 2024? Berikut ini penjelasan lengkap terkait ketentuannya.

Baca Selengkapnya

Begini Syarat Pilpres Dua Putaran dan Skenario Tahapannya

14 Februari 2024

Begini Syarat Pilpres Dua Putaran dan Skenario Tahapannya

Salah satu opsi yang mungkin terjadi dalam Pemilu Pilpres 2024 adalah pelaksanaan pemungutan suara dua putaran. Ini syarat pilpres dua putaran.

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya