Forum HAM Gwangju, Sejarah Buruk Perlu Dikenang

Reporter

Senin, 20 Mei 2013 10:05 WIB

Wahyu Muryadi. TEMPO/ Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta -Baik buruk sejarah setiap bangsa harus diajarkan secara jujur bahkan bila itu menyangkut hal-hal yang menyakitkan termasuk peristiwa-peristiwa kelam, penindasan, kerusuhan berdarah yang memakan korban. Generasi muda, terutama, berhak mendapatkan informasi yang benar dan akurat mengenai sejarah negerinya-termasuk setiap peristiwa penegakan demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan berbicara. "Itu sebabnya Tempo, sebagai suatu institusi dan organisasi media di Indonesia, konsisten melakukan liputan-liputan mengenai pelanggaran hak asasi--juga pembelokan sejarah oleh para penguasa."

Wahyu Muryadi, Pemimpin Redaksi Tempo menyampaikan hal itu dalam pidato penerimaan the Gwangju Prize for Human Rights Special Award 2013 di Gwangju, Korea Selatan pada Sabtu malam, 18 Mei 2013. Dihadiri hampir 500 orang tamu dari berbagai kalangan-mulai dari aktifis HAM Korea mau pun berbagai belahan dunia; perwakilan pemerintah dan organisasi internasional; akademisi, profesional, dan media malam anugerah ini berlangsung meriah.
Acara berlangsung di Gedung Yayasan Peringatan 18 Mei, Gwangju-268 kilomenter dari Seoul, ibukota Republik Korea Selatan.

Yayasan 18 Mei-berdiri pada 1999-adalah penyelenggara acara ini sejak tahun 2000. Sekretaris Jenderal Yayasan, Chanho Kim menyatakan, tujuan mereka adalah agar generasi muda Gwanju dan Korea mendapat informasi yang benar tentang gerakan demokratisasi di Gwangju-dan di Korea. "Lebih dari itu kami ingin menggalang sebanyak mungkin kota-kota di dunia agar peduli dan terlibat langsung dalam penegakan HAM, demokrasi, dan kebebasan berbicara," ujarnya kepada Tempo.

Pada 1980, di bawah rezim Chun Doo-hwan, militer "menduduki kota ini" selama 9 hari, 18 - 27 Mei, untuk memadamkan gerakan demokratisasi di Kota Gwangju. Warga sipil dan mahasiswa bahu-membahu melawan dan bertahan. Korban jatuh diperkirakan hingga hampir 2000 orang. "Saya menyaksikan dengan mata kepala aliran jenasah dan manusia yang berdarah-darah karena ditembak dan dipukul dibawa masuk ke ruang gawat darurat rumah sakit di kota kami, " ujar Yoon Jang Hyun, seorang dokter gigi senio dan Direktur Asia Bridge-organisasi yang bergerak di bidang HAM. Pada masa berdarah itu, Hyun masih seorang mahasiswa mahasiswa dan giat membantu merawat para korban.

Pemenang the Gwangju Prize for Human Rights 2013 jatuh ke tangan H.I.J.O.S (Hijos e Hijas por la Identitad y la Justicia contra el Olvido y el Silencio). Berbasis di Cordoba, Argentina, organisasi ini didirikan oleh putra-putri yang hilang tanpa kabar di bawah rezim diktator Argentina antara 1976 - 1983. Parodi Julia, 26 tahun, dan Marcus Kary, 25 tahun, naik panggung untuk menerima hadiah utama tahun ini. Keduanya telah aktif di H.I.J.O.S selama lima tahun lebih. "Sampai kini baru sebagian kecil dari 30.000 orang hilang karena korban militer yang ditemukan," ujar Julia yang membacakan pidato."Kita harus memastikan bersama agar jangan lagi peristiwa buruk ini terulang," dia menegaskan.

Kedua penerima anugerah HAM Gwangju ini mendapat plakat, piala, dan uang. "Kami akan menggunakan hadiah US$ 50.000 ini untuk kegiatan H.I.J.O.S dan sedikit menyenangkan seluruh organisasi yang selama bertahun-tahun bekerja secara probono.

Sebagai penerima hadiah khusus, Tempo mendapat plakat, piala, dan uang US$ 10.000. "Kami akan sungguh-sungguh menjaga agar kehormatan besar ini, yang dipercayakan kepada kami, tak akan sia-sia," kata Wahyu di akhir pidatonya- yang mendapatkan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta. (Lihat juga: Tokoh Gwangju Prize For Human Rights Sebelum Tempo)

HERMIEN Y. KLEDEN (GWANGJU, KOREA SELATAN)

Topik terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:
EDISI KHUSUS Cinta dan Wanita Ahmad Fathanah

Dengar Pengakuan Maharani, Perasaan Sefti Hancur

Selingkuh, Begini Fathanah Minta Maaf

Cerita Sopir Fathanah Soal Paket Duit ke Luthfi

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

11 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

38 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

43 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

44 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

49 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

51 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

58 hari lalu

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya