Aiptu Sitorus Laporkan 3 Hal ke Kompolnas

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 19 Mei 2013 15:04 WIB

Aiptu Labora Sitorus anggota polisi Papua usai memberikan keterangan terkait dugaan rekening gendut miliknya senilai 1,5 triliun rupiah di Jakarta, (17/05). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta-Sebelum ditangkap tim Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri dan Kepolisian Daerah Papua, Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus mengadu ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Laporan itu disertai data dokumen ihwal kasus yang menjerat Sitorus, yaitu dugaan pembalakan liar dan penyelundupan Bahan Bakar Minyak.

Komisioner Kompolnas, M. Nasser, mengatakan ada tiga aduan Sitorus ke Kompolnas pada Sabtu, 18 Mei 2013, kemarin. Aduan itu berupa dugaan pembohongan publik soal jumlah uang di rekening Sitorus, pelanggaran Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) terhadap penetapan dia sebagai tersangka, dan indikasi latar belakang persaingan bisnis di balik pengusutan bisnis Sitorus.

Menurut Nasser, Sitorus menyampaikan ke Kompolnas bahwa uang dalam rekeningnya bukan Rp 1,5 triliun seperti yang diberitakan selama ini. Namun, kata dia, angka tersebut hanya komulatif selama lima tahun, 2007-2012, terhadap transaksi di rekeningnya seperti penerimaan, pengeluaran dan saldo. (Baca: Punya 60 Rekening? Aiptu Labora Sitorus Menjawab)

Nasser tidak menyebut nilai saldo di rekening Sitorus seperti dilaporkan ke Kompolnas. Dia hanya membahasakan angka Rp 1,5 triliun itu tidak sesuai fakta. "Menuduh dia, bagaiamna angka-angka ini bisa diputabalikkan, seolah-olah ini pencucian uang," kata Nasser, Ahad, 19 Mei 2013. (Baca: Tiap Bulan, Gaji Sitorus Dihibahkan Kas Negara)

Kedua, kata Nasser, Sitorus mengeluhkan tata cara penetapan dia sebagai tersangka oleh Polda Papua. Sitorus menduga penetapan tersangka pembalakan liar dan penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM) itu menyimpang dari KUHAP. "Misalnya, dia datang secara sukarela Polda dan menyatakan berseida diperiksa. Setelah di BAP (Berita Acara Pemeriksaan), dia diberkan surat yang isinya ternyata ditetapkan sebagai tersangka. Dijadikan tersangka itulah yang dianggapnya tidak cocok. Dia mempertanyakan apa bukti permulaannya?" kata Nasser.

Terakhir, Sitorus melaporkan ke Kompolnas ihwal dugaan latar belakang persaingan bisnis antara dia dengan seorang pengusaha sehingga dua perusahaannya diusut oleh Polda Papua, PT Seno Adi Wijaya dan PT Road Dua. "Tetapi kami tidak mau masuk ke persoalan kasusnya dia. Kami hanya ingin mendalami laporan dia mengenai adanya dugaan penyimpangan yang dilakukan polisi di sini," kata Nasser.

Polda Papua sudah menetapkan Sitorus sebagai tersangka pembalakan liar dan penyelundupan BBM. Polisi juga menyita seribu ton BBM dan ribuan kubik kayu siap ekspor milik perusahaan Sitorus. Saat bersamaan, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi (PPATK) menemukan transaksi mencurigakan di rekening Sitorus yang mencapai Rp 1,5 triliun. Kemarin, Mabes Polri menangkap Sitorus di depan kantor Kompolnas. Dia pun digelandang ke Bareskrim untuk menjalani pemeriksaan.

RUSMAN PARAQBUEQ

Topik Terpopuler
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh


Berita Terpopuler
Meski Sepesawat, Tifatul 'Ngaku' Tak Kenal Fathanah

Pacaran dengan Fatin Shidqia? Mikha Angelo Senyum

Sopir Fathanah Mengaku Serahkan Duit kepada Luthfi



Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

8 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

9 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

15 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya