TEMPO Interaktif, Jakarta:Calon wakil presiden Hasyim Muzadi menyatakan GP Anshor tidak seharusnya memberikan dukungan politik secara kelembagaan kepada pasangan Susilo Bambang YudhoyonoJusuf Kalla. Secara institusional (Anshor) tidak boleh memberikan dukungan, ujar Hasyim kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/9). Hasyim yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) nonaktif ini mengingatkan, yang bisa memberikan dukungan hanya orang per orang warga Anshor. Hal itu, menurut dia, sama halnya dengan PBNU yang berposisi netral dalam menyikapi pilpres putaran kedua. Ditanya tentang kemungkinan dipecatnya Ketua Umum GP Ansor Saifullah Yusuf, Hasyim mengaku belum memikirkan hal itu. Saya belum tahu, tapi setelah tanggal 20 September besok akan kita bicarakan, jelasnya. Setelah pilres selesai, kata Hasyim, dirinya akan kembali menjabat sebagai Ketua Umum PBNU dan kembali menjalankan roda organisasi warga Nahdliyin tersebut. Menang atau tidak menang dalam pilpres nanti, Hasyim tetap memiliki tugas mempersiapkan pelaksanaan Muktamar NU 28 Nopember mendatang. Disinggung anggapan kalangan muda NU yang merasa peran Hasyim mulai mengecil setelah Koalisi Kebangsaan dibentuk dan perannya banyak dikomando Golkar, Hasyim dengan nama datar membantah anggapan tersebut. Yang benar, kata Hasyim, terjadi pembagian tugas yang semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memenangkan pilpres putaran kedua. Selama masa kampanye hari kedua Raabu (15/9) ini, Hasyim tidak terlalu padat melakukan aktivitas. Pagi pukul 10.00 Hasyim melakukan dialog dan rekaman acara talkshow salah satu stasiun televisi. Siang harinya Haysim menghadiri peringatan Isra Mi'raj Muslimat NU di Jakarta Utara dan sore harinya menghadiri peluncuran album Tersenyumlah Indonesiaku yang secara penuh mendukung MegaHasyim di Gedung Juang kawasan Cikini Raya. Saifullah Yusuf yang dihubungi terpisah menyatakan wajar jika Hasyim mengatakan hal itu karena memang sebenarnya Anshor ada dalam posisi dukung-mendukung. Namun, tambahnya, melalui perjalanan panjangnya Anshor dan Banser diminta mengamankan amanat kiai Langitan yang menyerukan dukungan untuk pasangan YudhoyonoKalla. Saya menyerukan dukungan itu sebagai pribadi dan ketua umum GP Anshor, dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sama halnya dengan Pak Hasyim yang mencalonkan diri sebagai cawapres sebagi pribadi tapi tidak bisa dipisahkan dari posisinya sebagai Ketua Umum PBNU, papar Saifullah. Ecep S. Yasa - Tempo