Sejumlah anggota brimob berjaga di sekitar lokasi penggerebekan teroris di Kampung Batu Rengat, Bandung, Rabu (8/5). Empat terduga teroris ini berinisial HR, TD, BD, dan AG. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Nanan Soekarna menampik jika polisi yang ingin diliput agar terlihat wah. Kendati begitu, Nanan juga mengakui kepintaran media massa yang memiliki jaringan kontributor dan kenalan di internal polisi. "Meski ditutupi, informasi soal teroris pun akhirnya terendus juga," kata Nanan, ditemui di sela-sela Seminar Ekonomi dan Hukum Pra Konferensi Wilayah NU di Empire Palace Surabaya, Sabtu, 11 Mei 2013.
Jangan sampai teroris justru menggunakan media untuk meneror dan menyebarkan teror. Menurut Nanan, media bisa menjadi sarana bagi teroris untuk menakut-nakuti masyarakat. Dengan tampil di media dan membuat dunia tahu, maka teroris mengganggap dirinya berhasil menyebarkan teror.
Nanan juga meminta masyarakat untuk membantu polisi dengan meningkatkan kewaspadaan jika di tengah-tengah mereka terdapat penghuni baru ataupun kelompok yang mencurigakan.
Selain itu, Nanan mengaku ada hal kontradiktif antara polisi dan terduga teroris. Keinginan polisi untuk menangkap pelaku dalam keadaan hidup berlawanan dengan tujuan teroris mati syahid. Ia mencontohkan saat penggerebekan di Bandung, polisi berusaha membujuk pelaku untuk menyerahkan diri. Bahkan, Nanan sendiri turun tangan membujuk pelaku dengan bahasa Sunda. Tapi ternyata tidak berhasil. Bagi para teroris, menyerahkan diri sama dengan berkhianat. Sedangkan jihad nilainya lebih tinggi. Karena itu, semua kalangan masyarakat perlu meluruskan kembali makna jihad.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
1 hari lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.