TEMPO Interaktif, Malang:Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengirim sebanyak 46 anak korban konflik Maluku ke berbagai pesantren di Jawa Timur untuk bersekolah. Hari Minggu (12/9) mereka tiba di Pesantren Mahasiswa Al Hikam dan diterima oleh Hj. Muthomimah, istri Ketua PBNU nonaktif, KH Hasyim Muzadi, dan pengurus Pondok Pesantren Al Hikam. Menurut Ketua Tanfidziah PWNU Maluku, Yacuba Karepasina, ke-46 anak tersebut adalah anak dari keluarga korban konflik Maluku dan keluarga tidak mampu akibat dampak konflik. Mereka berasal dari berbagai kota di Maluku yang berminat untuk bersekolah. "Ini baru sebagian kecil dari sekian ribu anak korban konflik Maluku," kata Yacuba saat berdialog dengan para pengasuh pondok yang akan menerima mereka.Yacuba mengatakan program ini merupakan program pengurus PBNU yang dilaksanakan oleh PWNU Maluku yang berawal dari kunjungan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi ke Maluku pada tahun 2002 lalu. Tujuan program ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi anak-anak Maluku sehingga nantinya mereka bisa membangun daerah Maluku. "Setelah lulus, kita harapkan mereka kembali ke temmpat asalnya untuk menjadi guru, ustad atau mubaligh di sekolah, pesantren kecil dan masjid-masjid di Ambon."Sementara itu, Hj. Muthomimah saat memberikan sambutan mengharapkan anak-anak agar memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. "Jangan sia-siakan kesempatan ini. Belajar yang rajin," katanya. Selain itu, Hj. Muthomimah juga meminta kepada anak-anak untuk tidak putus asa dan pulang sebelum mempunyai bekal ilmu yang cukup. Usai memberikan sambutan, Hj. Muthomimah memberikan sumbangan uang kepada ke 46 anak tersebut.Kepada wartawan, Hj. Muthomimah mengungkapkan sesuai dengan pesan KH Hasyim Muzadi, ke-46 anak tersebut akan dikirim ke enam pesantren di Jawa Timur. Pondok Pesantren tersebut adalah Al Islah Bondowoso, At Tauhid Surabaya, Miftahul Sunnah Surabaya, Darul Ulum Jombang dan Bahrul Ulum Jombang. "Semua diberikansecara gratis."Moch. Gufron, Sekretaris Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso yang menerima 10 anak menyambut gembira program ini karena bisa menularkan ilmu dan keterampilan kepada anak yang tidak mampu. Secara kebetulan, pesantrennya memang mempunyai program memberikan pendidikan gratis kepada santri tak mampu. Bibin Bintariadi