Ayu Azhari di ruang tunggu gedung KPK sebelum menjalani pemeriksaan sebagai saksi, untuk tersangka Ahmad Fathanah, terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang rekomendasi kuota impor daging sapi (1/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus suap impor sapi Ahmad Fathanah mengaku sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera saat berkenalan dengan Siti Khadijah alias Ayu Azhari. Perkenalan ini dilakukan pada 3 Desember 2012 di Pacific Place, Jalan Sudirman.
"Beliau mengaku di bagian komersial yang biasa mengurus beberapa event," kata Ayu saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Kamis, 2 Mei 2013. Setelah itu, Ayu mengaku beberapa kali bertemu dengan Ahmad Fathanah, termasuk diperkenalkan dengan istrinya yang sedang hamil.
Dalam beberapa kali pertemuan itu, Fathanah berjanji akan memberikan pekerjaan mengisi acara partai. Dia juga menawarkan harga jika tampil di acara partai. Termasuk menawarkan harga yang lebih murah jika bersedia bekerja sama dalam bentuk paket. Ayu menjelaskan, Fathanah menjanjikan Ayu bisa mengisi sejumlah acara di Sumatera Utara, Malang, dan Sulawesi Selatan.
Ayu menuturkan belum sempat mengikat perjanjian kerja sama dengan Fathanah karena yang bersangkutan keburu ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia mengakut kaget atas penangkapan itu dan menyatakan tidak ada hubungan apa pun. Termasuk, kata dia, belum ada satu rupiah dana yang ditransfer Fathanah dalam rencana kerja sama ini.
Kemarin, Ayu Azhari diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus suap impor daging sapi. Komisi antikorupsi menangkap Ahmad Fathanah di Hotel Le Meredien dengan seorang wanita muda bernama Maharani Suciono, Jakarta, pada 29 Januari lalu. Fathanah diduga menerima duit Rp 1 miliar dari Direktur dan pemilik PT Indoguna Utama selaku importir daging, yaitu Juard Effendi dan Arya Abadi Effendi.
Duit itu rencananya akan diberikan kepada mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq guna mendapatkan kuota impor daging. Belakangan KPK juga mengusut dugaan pidana pencucian uang yang dilakukan Luthfi dan Fathanah.
