TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekretaris Umum DPW Partai Keadilan Sejahtera Daerah Istimewa Yogyakarta, Zuhrif Hudaya, mengatakan semua kader yang dicalonkan merupakan anggota dewan di kabupaten, kota, dan provinsi. Di Kota Yogyakarta, misalnya, lima calon legislator merupakan anggota DPRD kota. “Inkumben jadi pertimbangan karena kapasitas dan penerimaan masyarakat. Dampaknya memang lamban di regenerasi kader,” kata dia kepada Tempo di DPRD Kota Yogyakarta, Senin, 22 April 2013.
Menurut dia, proses perekrutan calon legislator PKS internal menggunakan seleksi dari tingkat kelurahan. PKS membuka pencalonan dari luar partai. Namun, kuotanya hanya lima orang.
Ia mengatakan biaya yang dikeluarkan partai untuk seluruh caleg di DIY tahun ini mencapai Rp 500 juta. Dana itu bersumber dari iuran kader dan tabungan pemilu. Seorang anggota dewan di provinsi setiap bulan harus menyetorkan gajinya Rp 5 juta dan Rp 2,5 juta untuk anggota dewan kota. “Kader harus menyetor 4 persen dari penghasilan yang diterima setiap bulan. Dana ini menjadi tabungan untuk kampanye,” katanya.
Zuhrif yang juga dicalonkan untuk daerah pemilihan provinsi belum memerincikan jumlah dana yang disiapkan untuk kampanye. Pada pemilu legislatif 2009, ia mengeluarkan biaya Rp 50 juta. Itu meliputi biaya pertemuan dengan warga, makan, pembuatan spanduk, baliho, pamflet, dan iklan. “Pos pembiayaan paling besar adalah temu warga. Kisarannya 30 persen dari seluruh biaya kampanye,” katanya.
Calon legislator yang diusung PDIP daerah pemilihan provinsi, Chang Wendryanto, mengatakan partainya masih mengandalkan figur atau ketokohan dalam pencalonan anggota legislatif. “Di partai kami ada kuota untuk tokoh masyarakat,” katanya.
Chang enggan menyebut jumlah dana kampanye yang disiapkan untuk 2014. Ia hanya mengatakan sumber dana kampanye dari gotong-royong antarkader partai dan sebagian gaji yang disetorkan ke partai. Dana kampanye itu akan digunakan untuk pembuatan spanduk, kaus, dan atribut partai selama kampanye. “Saya siapkan dana sesuai kebutuhan kampanye. Untuk pemilu kali ini tentu lebih besar ketimbang sebelumnya,” katanya.
SHINTA MAHARANI
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
12 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
15 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
51 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
56 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
59 hari lalu
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaBadai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan
20 Januari 2024
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaYogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu
4 Januari 2024
BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak
8 Desember 2023
Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaKader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya
8 Desember 2023
Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman
Baca SelengkapnyaBegini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa
8 Desember 2023
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.
Baca Selengkapnya