Pengungsi Dieng Menolak Pulang ke Rumah  

Reporter

Minggu, 21 April 2013 14:27 WIB

Gempa Bumi 4,8 skala richter di Dataran Tinggi Dieng menyebabkan 108 rumah rusak berat dan 84 rumah rusak ringan (20/4). (Aris Andrianto/Tempo)

TEMPO.CO, Banjarnegara - Takut terjadi gempa susulan dan rumahnya ambruk, para pengungsi gempa Dieng menolak pulang ke rumah mereka. Mereka memilih meninggalkan pengungsian pada siang hari dan kembali lagi pada malam hari. "Rumah kami hampir ambruk, jika ditempati kembali, kami takut rumah bisa roboh," kata Abdul Azis, warga Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Ahad, 21 April 2013.

Ia berharap pemerintah bisa memahami ketakutan para pengungsi dan tidak memaksa mereka untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Menurut dia, selain takut dengan gempa susulan, mereka juga takut dengan erupsi kawah Sileri.

Jarak kawah Sileri dengan permukiman, kata dia, hanya seratusan meter. Berdasarkan pengalaman dia, Sileri bisa menyemburkan lumpur panas jika erupsi terjadi. "Kami akan pulang jika keadaan benar-benar aman dan rumah kami sudah diperbaiki," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Tursiman, mengatakan, saat ini tinggal 3.000 pengungsi dari sebelumnya 5.000 pengungsi yang tinggal di pengungsian. "Pengungsi yang belum pulang adalah mereka yang rumahnya rusak," kata dia.

Petugas Posko Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang, Andri Sulistyo, mengatakan, pengungsi di Desa Dieng Kulon minta untuk dipulangkan ke desa masing-masing, seperti ke Kepakisan dan Pekasiran. "Kami pagi ini mengirim tiga truk ke Desa Dieng Kulon untuk memulangkan para pengungsi," katanya. Ia mengatakan, bagi pengungsi yang rumahnya rusak, akan mendapat bantuan dari pemerintah.

Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan, saat ini pendataan rumah yang rusak sedang dilakukan. "Kalau masih bisa ditempati, segeralah pulang. Tapi, kalau berbahaya, jangan pulang dulu," katanya.

Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Cahya Patria, mengatakan, semua pihak harus mewaspadai timbulnya retakan dan rekahan yang diakibatkan gempa berkekuatan 4,8 skala Richter Jumat lalu. "Celah tersebut harus segera ditutup agar tidak menyebabkan tanah longsor," katanya.

Ia mengatakan, gempa bumi masih sering terjadi sehingga sangat rawan longsor jika keretakan tanah dibiarkan. Selain itu, cuaca yang tidak mendukung atau hujan juga berpotensi menyebabkan tanah bergerak.

Berdasarkan pantauan Tempo, longsor akibat gempa banyak ditemui di sejumlah lokasi di Dieng. Sedikitnya empat titik longsor sempat menutup jalur evakuasi utama. Rumah penduduk yang sebagian besar berada di perbukitan juga sangat rawan longsor.

Retakan bahkan banyak terlihat pada fondasi rumah. Tembok rumah retak pada bagian tengah sehingga jika terjadi gempa bisa langsung ambruk. Kebanyakan rumah di daerah itu tidak dirancang untuk tahan gempa karena terbuat dari tembok yang mudah ambrol.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Benarkah Gempa Terkini di Karo Bakal Picu Letusan Besar Gunung Sinabung? Ini Kata BMKG

28 April 2023

Benarkah Gempa Terkini di Karo Bakal Picu Letusan Besar Gunung Sinabung? Ini Kata BMKG

Untuk data gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan pada hari ini dicatat oleh BMKG terjadi di Kota Jayapura, Papua.

Baca Selengkapnya

Indonesia Miliki Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia: 76 Gunung di Berbagai Pulau

7 Desember 2022

Indonesia Miliki Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia: 76 Gunung di Berbagai Pulau

Terdapat 127 Gunung Berapi di Indonesia dan dari jumlah tersebut, 76 di antaranya merupakan gunung berapi aktif.

Baca Selengkapnya

4 Status Erupsi Gunung Semeru dan Merapi, ini Penjelasan Level 1 hingga 4

8 Desember 2021

4 Status Erupsi Gunung Semeru dan Merapi, ini Penjelasan Level 1 hingga 4

Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur pada 4 Desember 2021, dan berkali pula Gunung Merapi meletus. Perlu diketahui 4 status gunung berapi.

Baca Selengkapnya

4 Gunung Berapi Ini Alami Peningkatan Status setelah Semeru Erupsi

7 Desember 2021

4 Gunung Berapi Ini Alami Peningkatan Status setelah Semeru Erupsi

Empat gunung berapi di Indonesia berstatus waspada hingga siaga setelah Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021.

Baca Selengkapnya

Tim dari Australia Teliti Perempuan Hamil dan Bencana Gunung Sinabung

23 Juni 2021

Tim dari Australia Teliti Perempuan Hamil dan Bencana Gunung Sinabung

Bukan hanya di Indonesia, hasil studi yang sama tentang kecenderungan bayi lahir prematur di tengah bencana alam pernah didapati pula di Australia.

Baca Selengkapnya

Gunung Sinabung Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 2.000 Meter

24 April 2021

Gunung Sinabung Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 2.000 Meter

Kolom abu Gunung Sinabung terpantau setinggi 2.000 meter warna kelabu dengan intensitas tebal dibawa angin condong ke arah timur dan tenggara.

Baca Selengkapnya

Erupsi 2 Kali, Gunung Sinabung Luncurkan Abu Vulkanik Sejauh 2.000 Meter

19 April 2021

Erupsi 2 Kali, Gunung Sinabung Luncurkan Abu Vulkanik Sejauh 2.000 Meter

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengalami erupsi sebanyak dua kali dengan jarak luncur maksimal abu vulkanik sejauh 2.000 meter

Baca Selengkapnya

Gunung Sinabung Erupsi, Luncurkan Awan Panas 500 meter

2 April 2021

Gunung Sinabung Erupsi, Luncurkan Awan Panas 500 meter

Jika terjadi hujan abu Gunung Sinabung, masyarakat diimbau memakai masker saat keluar rumah.

Baca Selengkapnya

Gunung Sinabung Erupsi, Luncurkan Awan Panas 1 Km

27 Maret 2021

Gunung Sinabung Erupsi, Luncurkan Awan Panas 1 Km

Saat ini Gunung Sinabung berada pada status Level III (Siaga) .

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Sinabung Teramati Setinggi 1.000 Meter

22 Maret 2021

Erupsi Gunung Sinabung Teramati Setinggi 1.000 Meter

Saat ini Gunung Sinabung berada pada status Level III (Siaga).

Baca Selengkapnya