TEMPO Interaktif, Boyolali:Pemerintah Kabupaten Boyolali menyediakan dana sebesar Rp 1 miliar untuk mengatasi kekeringan yang terjadi di daerah tersebut. Dana tersebut diambilkan dari APBD 2004 dalam pos dana tak terduga dan akan dipergunakan untuk membeli pompa air dan selang serta pembangunan sumur pantek.Sementara itu akibat keterbatasan persediaan air, PDAM Boyolali sejak beberapa minggu lalu terpaksa menggilir jatah air bersih kepada para pelanggannya di Kecamatan Boyolali Kota.Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Boyolali Andolia Pindonga setengah dari dana sebesar Rp 1 miliar tersebut digunakan untuk penyediaan air bersih bagi Kecamatan Boyolali Kota. Sementara untuk pembelian pompa air dan selang dianggarkan Rp 100 juta yang prioritas penggunaannya adalah untuk pengairan lahan pertanian. "Sisanya untuk pembuatan sumur pantek di beberapa kecamatan," ujar Pindonga saat dihubungi, Jumat (3/9).Dari 23 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, sebagian besar merupakan daerah rawan kekeringan. Beberapa kecamatan tersebut di antaranya adalah Kecamatan Juwangi, Andong, Wonosegoro, Nogosari, Musuk, Selo dan Boyolali Kota. Selain Boyolali Kota, kecamatan tersebut nyaris tidak memiliki saluran PDAM dan selama ini hanya mengandalkan sumber-sumber air yang hanya tersedia pada saat musim penghujan.Penduduk di Kecamatan Juwangi seperti di Desa Pilangrejo dan Jerukan misalnya saat ini terpaksa harus menggali dua sungai yang ada di desa mereka. Sungai Pelang dan Sungai Tambakan yang tidak lagi dialiri air, harus dibuat cerukan atau belik untuk mendapatkan rembesan. Warga harus menunggu sekitar 1-2 jam agar dapat mengisi kelinting yang berisi tidak lebih dari 30 liter air. "Sebenarnya di Juwangi ada PDAM, tetapi mengalirnya seminggu sekali," ujar Lanjinem (62), salah seorang penduduk Pilangrejo.Imron Rosyid - Tempo News Room