TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie melirik konvensi penjaringan presiden di semua partai politik, tidak hanya Demokrat saja. Namun, dia akan berpikir berulang kali sebelum mendaftarkan diri. "Saya Ketua Dewan Kehormatan, jadi tidak semudah itu mendaftarkan diri," kata Jimly, Kamis, 18 April 2013.
Jimly merasa terpanggil memperbaiki kondisi bangsa. Tapi, kata dia, untuk saat ini belum tertarik mengikuti konvensi, entah di masa mendatang. Menurut Jimly, sebagai Ketua Dewan Kehormatan, dia menjaga kenetralan terhadap semua partai. Dia memberi dukungan terhadap semua partai yang ingin membuka konvensi. Dia beralasan, konvensi menjadikan masyarakat tahu dan lebih terbuka menjaring presiden.
"Jadi kelak, ingin menjadi presiden tidak harus menjabat ketua umum," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini. Karena mencalonkan diri tidak harus menduduki ketua, jabatan ketua umum atau ketua dewan pembina di partai tidak lagi penting. Akibatnya, kata Jimly, tidak ada perlombaan untuk menduduki posisi teras ini.
Jimly berharap tidak hanya Partai Demokrat, PPP, dan PKB saja yang menggelar konvensi. Dia merasa sistem ini sebaiknya diikuti oleh peserta pemilu lain. "Dengan ini, masyarakat lebih diuntungkan," kata dia. Masyarakat yang mempunyai potensi bisa mendaftar, sedangkan publik bisa melihat rekam jejak calon pemimpinnya.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, mengatakan Jimly telah menyatakan keinginananya mengikuti konvensi Demokrat. Amir menyebutkan, konsep konvensi tengah digodog oleh pengurus partai. Rencananya proses penjaringan tokoh untuk maju dalam pemilihan umum 2014 tersebut akan dimulai pada Juni nanti.
SUNDARI
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya