Investigasi TNI AD Dinilai Penuh Rekayasa  

Reporter

Jumat, 5 April 2013 12:30 WIB

Keluarga Adrianus Chandra Galaja alias Dedi berduka dekat peti jenazah yang disemayamkan di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur, (25/3). Dedi merupakan salah satu korban penembakan di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Jhon Seo

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, menolak hasil penelusuran tim investigasi TNI Angkatan Darat yang diumumkan kemarin. Keluarga korban menilai hasil investigasi itu merupakan rekayasa. "Kami menilai hasil investigasi itu merupakan bagian dari rekayasa TNI untuk menutupi skenario pembantaian dan menutupi jaringan pelaku yang lebih luas," kata Yani Rohi Riwu, kakak kandung Gamaliel Riwu Rohi, di Kupang, Jumat, 5 April 2013. Gamaliel merupakan salah satu korban yang tewas di Cebongan.

Hasil investigasi tim TNI Angkatan Darat menyebutkan penyerbuan Cebongan dilakukan oleh prajurit Kopassus. Sebanyak sembilan orang diduga terlibat penyerbuan pada Sabtu dinihari dua pekan lalu yang menewaskan empat orang. Keempatnya merupakan tersangka pembunuh Sersan Kepala Santoso, anggota Kopassus. Satu prajurit Kopassus berinisial U diduga menjadi eksekutor tunggal empat tersangka itu. (Baca juga: senjata yang digunakan Kopassus untuk menyerang Cebongan)

Menurut Yani, delapan poin kesimpulan dari tim investigasi TNI menunjukan rekayasa sistematis yang dilakukan TNI dengan merekonstruksi peristiwa secara tidak utuh dan tendensius. Keluarga menolak kesimpulan yang disampaikan tim investigasi TNI. Antara lain bahwa empat korban LP Cebongan adalah pelaku pembunuhan di Hugo's Cafe. Karena faktanya, kematian Sersan Kepala Heru Santoso--anggota Kopassus yang diduga dibunuh empat tahanan yang tewas di Cebongan--disebabkan perkelahian antara salah satu korban dengan dua rekan Heru Santoso.

Menurut Yani, keluarga juga menolak empat korban disebut sebagai preman. "Labelisasi itu adalah skenario yang melemahkan posisi korban," katanya. Keluarga menilai tim investigasi TNI terlalu berspekulasi dalam merekonstruksi pembantaian di Cebongan. Mereka juga meminta para pelaku dari Kopassus diadili dengan hukum sipil, bukan militer.

YOHANES SEO

Berita terkait

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

16 hari lalu

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

16 April diperingati sebagai hari Kopassus. Ini makna tulisan dan simbol yang terdapat pada baret merah Kopassus.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

17 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

17 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

19 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

19 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

19 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

19 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

19 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

19 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

19 hari lalu

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya