TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan Kementrian Dalam Negeri Reydonnizar Moenek menyatakan tidak akan memberi kode administrasi kepada 3.000 desa. Ia mengatakan, 3.000 desa tersebut terbentuk secara “ilegal”.
Reydonnizar atau biasa disapa Donni itu mengatakan, karena pembentukan desa bisa dilakukan dengan Peraturan Daerah, maka pemekaran desa menjadi marak. “Sejatinya, desa-desa itu tidak sesuai mekanisme, syarat-syaratnya sebagai desa tidak terpenuhi,” kata Donni, Senin, 1 April 2013. Dia juga menyebutkan, desa-desa tersebut melanggar moratorium.
Ketegasan untuk tidak memberi kode administrasi ini, lanjut Donni, sudah dinyatakan sejak Agustus 2012 lalu. “Pemerintah sudah tegaskan untuk tidak ada lagi pemekaran desa,” kata dia.
Kode administrasi 3.000 desa tersebut akan mengikuti kode desa induk. Donni mengungkapkan, Daftar Penduduk Pemilih Potensial (DP4) ada pada kode desa induk. Ia kemudian mengatakan, tiga ribu desa tersebut akan disentuh setelah Pemilu 2014 mendatang.
Sebanyak 3.000 desa di Indonesia belum memiliki kode administrasi untuk pemutakhiran data pemilih Pemilihan Umum 2014. Anggota Komisi Pemilihan Umum Hadar Navis Gumay mengatakan seharusnya urusan kode sudah selesai jauh hari sebelumnya.
Menurut Hadar, jika urusan kode tak diselesaikan Kemendagri, KPU akan kesulitan. Sebab, sistem pemutakhiran data yang sekarang digunakan, seorang pemilih tak akan tercatat namanya, melainkan tercatat sebagai kode. Dalam satu kode, dapat diketahui dari daerah mana pemilih tersebut berasal.
"Kalau kode tak ada, kami akan kesulitan untuk melakukan proses pemutakhiran. Kerja kami seharusnya hanya melakukan konfirmasi terhadap kode itu," kata Hadar.
Kode ini muncul dalam tahapan sinkronisasi untuk DP4. Tujuannya, mempermudah pengelompokan pemilih, sehingga bisa dikotak-kotakkan berdasarkan kelurahan dan bahkan hingga tempat pemungutan suara.
TRIARTINING PUTRI
Berita terpopuler lainnya:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi
Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan
Pelaku Penyerangan Penjara Sleman Mulai Terkuak
Ini Jadwal Pemadaman Listrik di Jakarta
Malam Jahanam di Cebongan
Berita terkait
Usai Launching, Mas Dhito Coba Mobil Siaga
24 Maret 2022
Mobil siaga yang diberikan kepada seluruh desa di Kabupaten Kediri ini digunakan untuk meningkatkan pelayanan desa kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Terlibat Tindak Pidana Korupsi, PPATK Sebut 4 Sebab
6 Desember 2021
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata sebut kepala desa yang korupsi sedikit tak perlu dipenjara. PPATK sebut setidaknya 4 alasan kades lakukan korupsi.
Baca SelengkapnyaTertarik Menjadi Kepala Desa? Simak Syarat-syarat Berikut
25 Juni 2021
Seiring besarnya dana desa dan gaji kepala desa, serta ingin membangun desanya, banyak orang tertarik untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa.
Baca SelengkapnyaPenyebab Menteri Keuangan Ingin Ajak Kades Ponggok ke Eropa Utara
24 Agustus 2017
Menkeu Sri Mulyani ingin mengajak Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono ke negara-negara di Eropa Utara untuk belajar membuat kebijakan jangka panjang.
Baca SelengkapnyaDana Desa Besar, 40 Desa Kabupaten Tangerang Batal Jadi Keluharan
10 Juli 2017
Pemerintah kabupaten juga kurang berminat karena alasan yang sama.
Baca SelengkapnyaDitolak Warga, 40 Desa Kabupaten Tangerang Batal Jadi Kelurahan
10 Juli 2017
Tujuan perubahan status itu agar layanan pemerintah kabupaten terhadap masyarakat lebih optimal. "Tapi kalau masyarakat tidak mau, ya tidak bisa."
Baca SelengkapnyaHampir Seribu Jabatan Perangkat Desa di Bojonegoro Kosong
2 Juli 2017
Sebanyak 916 jabatan perangkat desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kosong.
Baca SelengkapnyaJadi Percontohan Desa Sejahtera, Desa Kohod Ditata Ulang
16 April 2017
"Lahan yang semula didiamkan saja, kini sudah mulai menghasilkan uang tambahan," kata Rifan, penduduk Kohod.
Baca SelengkapnyaGelar Pameran Teknologi, Menteri Eko Bicara Kondisi Bangsa
24 November 2016
Sekarang ada upaya untuk memecah belah bangsa Indonesia melalui isu perbedaan.
Baca SelengkapnyaDesa Unggulan 2016, Swadaya Blang Krueng untuk Pendidikan
15 November 2016
Bermula dari sulitnya anak-anak mendapat kursi di sekolah
kampung lain, warga Desa Blang Krueng, Aceh, gotong-royong bangun sekolah.