TEMPO Interaktif, Manado:Kesusastraan memiliki peran yang penting dalam membangun jati diri bangsa. Untuk mengangkat harkat dan martabat ini menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. "Bagaimana membangun kebudayaan, khusus sastra ini tantangan bersama," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika, ketika membuka Konferensi Internasional Kesusastraan XV, di Manado, Sulawesi Utara Rabu (25/8). Krisis multidimensi yang dilalui bangsa Indonesia taklain dan tak bukan merupakan krisis budaya. Antaralain masalah akhlak, moral, nilai dan konsep. "Iniyang harus kita luruskan," ujarnya.Menurut Ardika untuk meluruskan ini peran sastrasangat penting dan mutlak dilakukan. Pembangunanberwawasan budaya adalah bagaimana politik dan ekonomidilandasi nilai-nilai budaya. Memasukkan nilai-nilaibudaya ini melalui peran sastrawan dalam karyanya.Peran sastrawan untuk menggerakkan hati.Ketua Umum Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia(HISKI) Riris K. Toha-Sarumpaet mengatakan ilmu sastraterkait erat dengan disiplin ilmu lainnya. Misalnya,politik, ekonomi, sosial, seni, arsitektur danlain-lain. Di dalam karya sastra terekam strukturperasaan dan permasalahan zamannya. "Ilmu sastramemiliki peluang mengungkapkan demi kearifan bangsa,"katanya.Dalam konferensi ini tema yang diangkat HISKI, "SastraBandingan: Membuka dialog antar disiplin ilmu danantar budaya." Ilmu sastra bandingan ini menjadi fokuskonferensi. Ini merupakan sarana membuka dialog antarbudaya. Verrianto Madjowa - Tempo News Room/b>
Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.