TEMPO.CO, Yogyakarta - Harun Al-Rasyid, kerabat lama seorang korban penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, sempat mengingatkan Hendrik Benyamin Sahetapy alias Decky agar tidak lagi mendatangi Hugo’s Cafe. “Saya sudah bilang ke dia beberapa hari sebelumnya agar dia dan teman-temannya tidak lagi mendatangi Hugo’s karena permintaan dari pengelola,” kata Harun ketika ditemui Tempo di rumahnya, Sabtu, 30 Maret 2013.
Harun merupakan sosok yang selama ini dianggap dan dipanggil bapak oleh Decky. Ia orang yang dituakan dalam bidang keamanan di sejumlah tempat hiburan malam di Yogyakarta sekaligus ketua umum ormas Komando Inti Keamanan (Kotikam). Peringatan itu disampaikan Harun karena Hugo’s mendapat ultimatum dari Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta atas serentetan aksi kekerasan yang terjadi berturut-turut. Sebelum kasus pengeroyokan oleh kelompok Decky terhadap anggota Kopassus Kandang Menjangan Sertu Santosa hingga tewas, sempat terjadi dua peristiwa kekerasan.
Pertama, pada akhir Desember 2012, saat seorang mahasiswa asal Bali dianiaya hingga tewas. Kedua, pembacokan warga Kupang, Nusa Tenggara Timur, oleh sekelompok pengunjung, meski korban akhirnya selamat. “Polda mengingatkan, kalau sampai terjadi lagi kekerasan, Hugo’s ditutup, jadi saya sudah ingatkan Decky tak usah main-main ke sana daripada kena masalah,” kata dia.
Harun terahir masih bertemu Decky saat menghadiri kegiatan musyawarah daerah yang digelar pertama kali oleh Kotikam, yang sedang ingin dihidupkan lagi. Dalam kurun waktu 16 tahun, ia mengenal Decky sebagai sosok yang cukup menurut dengan apa yang dikatakannya. “Karena dia anggap saya bapak, saya anggap dia anak, jadi dia segan. Tapi dia tidak pernah menjadi anak buah saya karena punya kelompok sendiri,” katanya.
Kakek 15 cucu ini menmbahkan, Decky adalah sosok temperamnetal, terlebih jika sudah terkena pengaruh minuman keras. “Teman sendiri bisa dipukul,” kata dia. Meski demikian, jika dalam suatu acara ada Harun, Decky cenderung diam dan tidak neko-neko.
Walaupun sudah mengenal Decky belasan tahun, sejak tahun 1997 saat sama-sama menjadi satgas keamanan pemilu untuk Partai Golkar, Harun tak begitu mengetahui kehidupan rumah tangga Decky. Dari informasi yang diperolehnya dari sesama rekan, Decky telah menikah dengan seorang dokter di Kupang dan dikaruniai dua anak. “Tapi, setelah terlibat kasus pemerkosaan 2007, mereka pisah. Dan Decky tak pernah pulang, tetap di Yogya,” katanya.
Decky dikenal Harun sebagai orang yang memilih tetap tinggal di kompleks Asrama Mahasiswa NTT, dan tidak mau mencari tempat lain. “Dari dulu maunya tinggal di asrama terus, tidak mau pindah,” katanya.
Sebagai seorang yang dituakan dalam dunia malam di Yogyakarta, Harun tak pilih kasih. Ia berulang kali mencoba agar Decky jauh dari masalah, khususnya kekerasan, setelah dua kali dipenjara akibat pembunuhan dan pemerkosaan. Setelah hukuman penjaranya yang kedua berakhir pada 2010, Harun sempat memasukkan Decky secara non-formal mengampu keamanan dua buah kafe di wilayah Sleman.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga
EDISI KHUSUS: Guru Spiritual Seleb
KLB Demokrat Dipastikan Aklamasi
Jelang KLB, Ketua DPD Demokrat Temui SBY
SBY Ketua Umum, Konflik di Demokrat Selesai
Anas di Bali, tapi untuk Berlibur
Topik terhangat: Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Krisis Bawang | Harta Djoko Susilo Nasib Anas
Berita terkait
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum
15 hari lalu
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa
16 hari lalu
Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan
17 hari lalu
Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya
17 hari lalu
Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki
17 hari lalu
Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan
17 hari lalu
Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong
Baca SelengkapnyaRangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong
17 hari lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong
Baca SelengkapnyaSebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri
18 hari lalu
Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum
18 hari lalu
Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi
18 hari lalu
Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.
Baca Selengkapnya