Menunggu Kiprah Penantang SBY di Bali

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Sabtu, 30 Maret 2013 07:49 WIB

Sejumlah kader dari berbagai DPC dan DPD Partai Demokrat seluruh Indonesia melakukan pendaftaran setibanya di arena Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (29/3). ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Denpasar - Dulu Ruhut Sitompul, sekarang Partai Demokrat memiliki seorang Tri Dianto. Perhelatan akbar Partai Demokrat selalu memunculkan sosok kontroversial. Dalam Kongres Luar Biasa Demokrat di Hotel Grand Bali Beach, hanya Tri Dianto satu-satunya kader yang secara terbuka menantang SBY bertarung sebagai calon ketua umum.

"Saya sangat optimistis bisa terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat," kata Tri Dianto di Denpasar, Jumat, 29 Maret 2013 saat jumpa pers. Tri Dianto sudah mendeklarasikan pencalonannya sebagai ketua umum di Cikeas beberapa waktu lalu. Dia menyebutkan, alasan kenekatannya bertarung melawan SBY adalah, "Demi menjaga demokrasi di tubuh partai."

Keseriusan bekas Ketua Demokrat Cilacap ini tidak main-main. Dia langsung memasang 100 spanduk di dekat arena kongres. Di sepanjang Jalan Ngurah Rai, Denpasar dari lokasi acara hingga Bandara Ngurah Rai terpasang sejumlah spanduk Tri Dianto. Spanduk bertuliskan, "Demokrat Butuh Ksatria, Bukan Para Sengkuni" dan "Demokrat Butuh Pekerja Keras, Bukan Para Penjilat" berdampingan dengan spanduk ucapan Selamat Hari Raya Galungan dari Jero Wacik.


Keberanian Tri Dianto ini misalnya mengingatkan publik kepada sosok Ruhut Sitompul. Sebelum Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka, anggota Komisi Hukum DPR ini berkali-kali meminta Anas mengundurkan diri. Ketika itu, wacana Anas sebagai tersangka kasus Hambalang sudah ramai di media massa. Akibat pemberitaan ini, elektabilitas Partai Demokrat merosot tajam di mata publik. Ruhut, yang menjadi tim sukses Anas dalam Kongres Demokrat di Bandung dengan lantang meminta Anas mundur. "Kalau mau karam sendiri, jangan ajak-ajak partai," kata Ruhut di berbagai kesempatan.

Permintaan Ruhut sangat bertentangan dengan arus utama suara kader Demokrat saat itu. Semua kader dengan bermulut manis meminta publik bersabar dan tidak menekan KPK. Padahal, elektabilitas Demokrat terus menggelinding, jauh dari peroleh suara pada Pemilu 2009 yang menghasilkan 146 kursi di DPR. Sebagian kader menganggap tindakan Ruhut mengganggu soliditas internal.

Pada Silaturahmi Nasional Demokrat di Sentul akhir November 2012, kehadiran Ruhut di lokasi acara bahkan sempat menimbulkan baku pukul antara sejumlah peserta, petugas keamanan dan wartawan. Peserta tidak menghendaki Ruhut hadir di lokasi silaturahmi. Anas ketika itu masih kokoh di puncak jabatan Partai Demokrat sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka pada 23 Februari 2013. Anas menyatakan berhenti dari jabatannya. Demokrat pun menggelar kongres luar biasa di Bali untuk memilih penggantinya.

Kini sosok kontroversial ini muncul lagi melalui Tri Dianto. Dengan lantang dia menantang secara terbuka bertarung melawan SBY dalam perebutan posisi ketua umum. Sebelumnya, wacana pencalonan SBY diusulkan oleh Ketua Demokrat Daerah di Cikeas pada Ahad lalu. SBY sendiri hingga sekarang belum menjawab secara tegas, apakah bersedia maju atau tidak. Tetapi sebagian besar pengurus Demokrat mendukung SBY menggantikan Anas.

Inilah yang ditentang oleh Tri Dianto. Tri Dianto sendiri mengklaim sudah memperoleh dukungan langsung 25 DPC dan 5 DPD. Tri Dianto bahkan optimistis, dukungan akan terus bertambah menjadi 197 DPC. Sebuah angka dukungan yang besar untuk menantang sang pendiri partai. "Saya optimistis," ujarnya.

Namun, langkah Tri Dianto sepertinya tidak akan berjalan mulus. Selain harus menggalang dukungan, dia juga sudah kehilangan hak suara karena mengundurkan diri sebagai Ketua Demokrat Cilacap. Ketua Demokrat Bali I Made Mudarta sudah mengeluarkan peringatan, tidak memperbolehkan Tri Dianto hadir di lokasi kongres. "Tri Dianto bukan peserta, dia tidak punya hak mengikuti acara," kata Mudarta kemarin.

WAYAN AGUS PURNOMO



Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo

Berita terkait:
Profil Eyang Subur: Penjahit Jadi Kolektor Kristal

FPI Persoalkan Sembilan Istri Eyang Subur

Pengacara Eyang Subur Tantang Adi ke Polisi

Berita terkait

AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat

26 Februari 2024

AHY Sebut Perseteruan dengan Moeldoko di Demokrat Sudah Lewat

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut tidak ingin membesar-besarkan perseteruannya dengan Moeldoko yang ia anggap sudah lewat.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Ini Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan

4 April 2023

Ini Alasan AHY Duga Moeldoko Ingin Jegal Pencapresan Anies Baswedan

AHY mengungkapkan alasan dugaan Moeldoko ingin menghalangi pencapresan Anies Baswedan dengan mengambil alih Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

AHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat

4 April 2023

AHY hingga Moeldoko Angkat Bicara Soal Klaim Bukti Baru di PK Kasus Kudeta Partai Demokrat

AHY, Kuasa Hukum Partai Demokrat, hingga Moeldoko memberikan tanggapannya terkait klaim bukti baru di peninjauan kembali kasus kudeta Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Moeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko

4 April 2023

Moeldoko Ajukan PK Kasus KLB Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Moeldoko Lagi, Lagi-lagi Moeldoko

KSP Moeldoko mengajukan PK selang sehari setelah Partai Demokrat usung Anies Baswedan sebagai capres 2024. Ini kata AHY dan Andi Mallarangeng.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Sebut Kubu Moeldoko Sudah Cerai Berai

3 Oktober 2021

Partai Demokrat Sebut Kubu Moeldoko Sudah Cerai Berai

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono, Herzaky Mahendra Putra, menyebut kubu Moeldoko sudah cerai berai.

Baca Selengkapnya

Donal Fariz Sebut Konflik Demokrat Menarik Karena Libatkan Orang Luar Partai

13 Maret 2021

Donal Fariz Sebut Konflik Demokrat Menarik Karena Libatkan Orang Luar Partai

Donal Fariz, mengatakan polemik Demokrat tak menarik jika hanya melibatkan internal partai politik.

Baca Selengkapnya

Kubu KLB Tuding Ada Setoran Wajib DPC ke DPP, Kubu AHY: Jangan Mengada-Ada

10 Maret 2021

Kubu KLB Tuding Ada Setoran Wajib DPC ke DPP, Kubu AHY: Jangan Mengada-Ada

Herzaky Mahendra Putra membantah keras tudingan dari Kubu KLB bahwa ada setoran wajib dari daerah untuk kepengurusan AHY

Baca Selengkapnya