Gubernur DIY Didesak Beri Jaminan Keamanan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 25 Maret 2013 19:18 WIB

Salah seorang tetua warga NTT di Yogyakarta memimpin ibadat untuk mendoakan para korban penyerbuan lapas di Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Dr. Sardjito, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Minggu (24/3). Kebaktian yang diikuti kerabat dan ratusan warga NTT di Yogyakarta ini dilakukan untuk mendoakan keempat korban penyerbuan Lapas Kelas II B Cebongan Sleman sebelum diberangkatkan ke daerah asal dan berlangsung khidmat. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X didesak memberi jaminan keamanan kepada mahasiswa asal luar Yogyakarta pasca penembakan terhadap empat orang warga Nusa Tenggara Timur di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman. ”Kami meminta Sri Sultan HB X segera bersikap dan memberikan jaminan keamanan terhadap pelajar luar daerah di Yogyakarta,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Yogyakarta, M. Abduh Zulfikar, Senin 25 Maret 2013.

Organisasinya menilai peristiwa pembantaian tahanan yang terjadi di Yogyakarta bisa berdampak luas. ”Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia harus mampu memunculkan identitas sebagai daerah yang memiliki rasa aman yang tinggi terhadap warganya. Citra ini jelas terganggu dengan peristiwa ini,” kata dia.

Wakil Rektor STPD APMD, Fajarini, mengaku kampusnya kebanjiran telpon orang tua mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur yang khawatir kemanan anaknya. Fajarini memastikan aktivitas perkuliahan mahasiswa asal NTT tetap normal. "Kondisi aman," ujarnya.

Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di Yogyakarta ketakutan pasca peristiwa di di Lembaga Pemasyarakatan, Cebongan. Tapi, tak ada penjagaan dari aparat di lokasi pemondokan dan asrama mahasiswa NTT. Mahasiswa asal NTT banyak tersebar di Tambak Bayan, Babarsari.

Suasana asrama mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) di RT 53, RW 13, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta tak ada yang berubah kemarin. Gembok pagar masih menempel di pagar. Terkunci rapat. Di dalam asrama terlihat sejumlah penghuni asrama duduk berkumpul.

Nurlaila Usman, sepupu korban penembakan, Adrianus Candra Galaga atau Dedi, mengatakan, mahasiswa NTT akhir-akhir ini sering menerima teror lewat pesan singkat. "Kami trauma. Ada teror sehingga beberapa teman tidak berani keluar," ujarnya.

Seorang warga NTT yang menolak disebut namanya mengatakan, muncul pesan singkat tentang ancaman warga NTT akan disweeping. "Bunyi smsnya: tolong jangan keluar malam karena ada sweeping." Warga NTT harus bersembunyi karena ketakutan. Bahkan, ada yang sudah pulang ke daerah asal karena merasa tak aman.

PRIBADI WICAKSONO | SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya