TEMPO.CO, Malang - PT Sari Bahari, sebuah perusahaan alat pertahanan di Malang, Jawa Timur, mengekspor 260 kepala roket latih (smoke warhead) kaliber 70 milimeter (mm) ke Republik Cile di Amerika Selatan. Ini merupakan ekspor pertama pabrik swasta tersebut.
Sebelumnya, seluruh produk roket hanya dijual untuk memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI). "Kami berhasil menyisihkan 43 negara dalam tender internasional," kata Direktur Utama PT Sari Bahari, Ricky Hendrik Egam, Senin, 25 Maret 2013.
PT Sari Bahari bekerja sama dengan perusahaan Fabricas Maestranzas del Ejercito (FAMAE) Cile. Roket ini akan digunakan untuk latihan perang bagi militer angkatan darat, udara, dan laut. PT Sari Bahari mengantongi izin ekspor dari Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemenhan) pada 6 Maret 2013.
Ekspor ini, kata Ricky, membuktikan pengakuan produk industri pertahanan Indonesia tak kalah dibanding produk negara lain. Ia berharap ekspor perdana ini memacu semangat perseroan untuk meningkatkan kualitas dan produksi.
Roket ini biasa digunakan para pilot tempur untuk berlatih menembak sasaran sejauh 8 kilometer. Setelah ditembakkan, roket mengeluarkan asap. Sehingga menjadi bahan evaluasi pilot untuk menembak target sasaran tembak. Roket produksi industri pertahanan yang beralamat di Jalan Muharto 125 Malang ini telah diuji dan mendapat sertifikat dari kelaikan dari Direktorat Jenderal Sarana Pertahanan Markas Besar TNI AU.
Sejak dibentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), katanya, pertumbuhan industri pertahanan semakin baik. Apalagi, industri pertahanan dalam negeri dilindungi melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, sehingga industri pertahanan dalam negeri mendapat prioritas utama. Seluruh kebutuhan alat utama sistem pertahanan pun menggunakan produk dalam negeri.
Sari Bahari juga memproduksi roket jenis Fin Folding Aerial Rocket (FFAR) dengan hulu ledak sesuai standar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). FFAR diproduksi kerja sama dengan PT Dahana, sebuah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang bahan peledak. "Di sini produksi longsong, pengisian bahan peledak oleh PT Dahana di Subang Jawa Barat," ujarnya.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos M Hutabarat, menyatakan ekspor ini menunjukkan produksi industri pertahanan Indonesia telah diakui dunia. Secara teknologi, katanya, pertahanan nasional tak kalah bersaing dengan negara maju. "Roket produksi PT Sari Bahari lebih unggul dari sisi aerodinamika," katanya.
Selain itu, akurasi tembakan ke sasaran lebih baik. Kemampuan luncuran asap yang dikeluarkan setelah ledakan bertahan sampai dua menit. Sedangkan produk sejenis dari negara lain kurang dari satu menit.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang
Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman
Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma
Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras
Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako
Berita terkait
75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan
18 jam lalu
Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI
5 hari lalu
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih
Baca SelengkapnyaKementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah
6 hari lalu
Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah
Baca SelengkapnyaAntony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia
10 hari lalu
Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer
Baca SelengkapnyaMelawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia
10 hari lalu
Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah
Baca SelengkapnyaPrabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas
12 hari lalu
Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTemui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan
13 hari lalu
Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.
Baca SelengkapnyaPT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU
23 hari lalu
Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAkhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan
29 hari lalu
Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.
Baca SelengkapnyaLedakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi
29 hari lalu
Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?
Baca Selengkapnya