Petugas Brigade Mobil Polda DIY berjaga di Instalasi Kedokteran Forensik, RSUD Dr. Sardjito, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3). Autopsi yang dilakukan oleh tim gabungan dari RSUD Dr. Sardjito dan tim Kedokteran dan Kesehatan Polda DIY ini bertujuan untuk meneliti penyebab utama kematian empat tahanan titipan di Lapas II B Cebongan Sleman dan menjadi salah satu bukti penting pengungkapan kasus penyerbuan oleh segerombolan orang bersenjata pada Sabtu (23/3) dini hari. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Yogyakarta - Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di Yogyakarta ketakutan pasca-penembakan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan, Cebongan, Sleman.
Nurlaila Usman, sepupu Adrianus Candra Galaga atau Dedi, mengatakan mahasiswa NTT akhir-akhir ini sering mendapat teror melalui pesan singkat. "Kami trauma. Ada teror lewat SMS sehingga beberapa teman tidak berani keluar," kata dia di RSUP Dr. Sardjito, Minggu, 24 Maret 2013.
Nurlaila, yang tinggal tidak jauh dari lokasi rumah sakit, Minggu pagi datang untuk mengurus pengiriman jenazah saudaranya. Ia berembuk bersama sejumlah keluarga dan kerabat tiga korban yang lain. Salah satu warga NTT yang enggan disebut namanya mengatakan muncul pesan singkat tentang ancaman warga NTT akan di-sweeping. "Bunyi SMS-nya adalah tolong jangan keluar malam karena ada sweeping," katanya. (Baca: Keraton Yogya Berang LP Sleman Diserbu)