TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik ruang pamer PT Duta Motor, tempat pembelian mobil Toyota Harrier milik mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Frans Guna Wijaya, diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Senin, 25 Maret 2013.
Frans mendatangi gedung KPK sekitar pukul 10.10. Ia enggan berkomentar saat memasuki ruang steril KPK. Dia hanya berjalan menunduk tanpa menghiraukan pertanyaan wartawan.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Priharsa Nugraha mengatakan Frans diperiksa sebagai saksi untuk Anas Urbaningrum, tersangka kasus penerimaan hadiah dan janji terkait dengan proyek olahraga Hambalang dan proyek lain.
Anas dijadikan tersangka pada 23 Februari lalu. Ia diduga melanggar Pasal 12 huruf a dan b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. Namun, KPK belum membeberkan besaran hadiah dan janji yang diterima oleh Anas.
Sebelumnya, bekas Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin menyebut Anas menerima mobil Toyota Harrier dari PT Adhi Karya Tbk yang merupakan pelaksana proyek Hambalang.
Mobil Harrier tipe 2.4 ini dibeli seharga Rp 670 juta. Nazar mengatakan pemberian Harrier itu dimaksudkan agar Anas mengusahakan Adhi Karya menjadi pelaksana proyek berbiaya Rp 1,07 triliun tersebut. Nazar menyebut Grup Permai membeli Harrier tersebut di Duta Motor pada 12 September 2009 dengan uang tunai Rp 150 juta dan cek dari PT Pacific Putra Metropolitan senilai Rp 520 juta.
Nazar juga menuding Anas menerima duit Rp 100 miliar dari proyek Hambalang. Duit tersebut digunakan Anas untuk maju sebagai calon Ketua Umum Demokrat saat kongres di Bandung pada Mei 2010.
Anas membantah semua tudingan Nazar itu. Anas, dikutip dari pengacaranya Firman Wijaya, mengatakan mobil tersebut dibeli dengan cara mencicil kepada Nazar. "Itu transaksi keperdataan jual-beli," kata Firman pada 19 Februari lalu.
Dua pekan lalu, KPK juga memeriksa ayah Frans, yakni Hadi Wijaya. Seusai pemeriksaan, Hadi mengatakan Frans yang menerima duit pembelian Harrier. Hadi juga membenarkan adanya transfer dari rekening Frans ke tabungannya di Bank Central Asia.
RUSMAN PARAQBUEQ
Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Terpopuler:
Inul Daratista Siapkan Bisnis Baru.
Kimberly Ryder Gugup Bertemu Demi Lovato
Demi Lovato Panaskan Istora
Pure Saturday Ramaikan ARTE Arts Festival
Miss Hong Kong Kagum Pada Perempuan Berjilbab
Berita terkait
BW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut
6 Agustus 2021
KPK menolak menjalankan tindakan korektif yang diberikan Ombudsman perihal alih status pegawai.
Baca SelengkapnyaDeputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK
4 Mei 2019
Dia mengatakan tak pernah diperiksa oleh Direktorat Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK.
Baca SelengkapnyaCatatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW
18 Oktober 2018
ICW merilis data mengenai 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.
Baca SelengkapnyaTanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti
18 Oktober 2018
ICW merilis data 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.
Baca SelengkapnyaICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK
17 Oktober 2018
ICW menyebut ada 19 pelanggaran kode etik di internal KPK para periode 2010-2018.
Baca SelengkapnyaTito Karnavian: Aris Budiman Tanpa Cacat dan Berintegritas
25 Oktober 2017
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, selama di Polri, Dirdik KPK Aris Budiman tanpa cacat dan berintegritas.
Baca SelengkapnyaKajian Internal Soal Aris Budiman Sudah di Meja Pimpinan KPK
6 September 2017
Hasil telaah pengawas internal terhadap Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman sudah berada di tangan pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaKomisi Hukum Nilai Laporan Aris Budiman Belum Tentu Ada Pidana
3 September 2017
Nasir berpendapat bahwa laporan Aris Budiman terhadap Novel tidak akan menganggu hubungan antara kepolisian dengan KPK.
Baca SelengkapnyaPengawas Internal KPK Mulai Bekerja Periksa Kasus Aris Budiman
3 September 2017
Pemeriksaan ini berkaitan dengan kedatangan Aris Budiman ke rapat panitia khusus hak angket DPR RI.
Baca SelengkapnyaPengamat Nilai Aris Serang KPK Untuk Tutupi Perkaranya
3 September 2017
Laporan Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman terhadap Novel Baswedan dinilai tidak tepat.
Baca Selengkapnya